MediaJatim.com, Pamekasan – Program suntik vaksin difteri yang menyebabkan puluhan santri Sumber Gayam tumbang berbuntut panjang. DPRD setempat meminta dinas terkait untuk membentuk tim yang bertugas melakukan penyelidikan secara mendalam.
“Kasus ini memang perlu ada penyelidikan yang mendalam. Sampai akhirnya diketahui errornya di mana,” tegas Wakil Ketua DPRD Pamekasan, Suli Faris, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (12/2).
Karena persoalan tersebut, tambahnya, sungguh membuat trauma terhadap wali murid untuk anaknya disuntik vaksin. Hari ini banyak wali murid yang menelpon bahkan datang ke sekolah agar anaknya tidak disuntik vaksin.
“Ya, karena trauma itu. Perlu penyelidikan lebih mendalam, sehingga diketahui apakah ini faktor kelalaian atau vaksinnya yang bermasalah,” tegas Suli.
Kalau vaksinnya bersamalah, selanya, maka yang harus bertanggung jawab adalah Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan. Sangat tidak logis bagi Suli Faris kalau persoalan tersebut disikapi dengan komentar hanya sebatas sugesti dan lain-lain. Bagi Suli, faktor ketakutan yang berlebihan dari para santri yang diungkapkan pihak kesehatan sangat tidak bijak.
“Bukan seperti itu jawabannya. Tidak mungkin kalau hanya sugesti korbannya sebanyak itu yang mengalami kejang-kejang. Kami berharap segera dibentuk tim yang fokus menangani persoalan ini,” tekannya.
Kalau memang kasus tersebut kelalaian dari pelaksana, Suli menekankan harus tetap ada sanksi. Meski tidak ada korban, tapi itu bikin trauma.
“Apalagi vaksin difteri ini penting. Orangtua sekarang dilema: kalau tidak divaksin, khawatir anaknya terserang difteri. Tapi kalau divaksin, ada kejadian kejang-kejang massal, bikin susah dan trauma kepada wali murid. Dinkes jangan hanya mengomentari ini sebatas faktor psikologis,” ujar Suli.
Bagi Suli, vaksin difteri tetap penting. Tapi kalau dipaksakan vaksin dan orangtua tidak mengizinkan, itu wajar karena memang ada kejadian yang meresahkan. Pihaknya berharap agar Dinkes sendiri turun dan memberikan contoh vaksin ini dilakukan secara prosedural, obat dilihat ulang, dan Dinkes sendiri aktif memberikan contoh paska kejadian.
“Ujungnya kita berharap trauma orangtua dan murid bisa hilang nantinya. Dalam waktu dekat, satu minggu ke depan, wali murid tentu wajar tetap trauma terhadap persoalan tersebut,” tukasnya.
Reporter: Agus Supriyadi
Redaktur: Sule Sulaiman