web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Batik, Berbaur, Kholifah

Media Jatim

MediaJatim.com, Pamekasan – Akademisi dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Matnin, M.EI menyatakan, seragam batik yang digunakan pasangan calon bupati dan wakil bupati setempat efektif membantu masyarakat mempromosikan batik tulis hasil kerajinan warga di daerah itu.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

“Seragam batik yang digunakan pasangan calon bupati di Pamekasan ini menunjukkan bahwa ada keinginan serius yang dilakukan pasangan calon tersebut, untuk proaktif membantu masyarakat memasarkan batik, dengan memanfaatkan momentum pilkada 2018 ini,” kata Matnin sebagaimana dilansir Antara, Sabtu malam.

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

Matnin mengemukakan hal ini menanggapi program dan rencana aksi tentang penguatan dan promosi batik tulis yang dilakukan kedua para pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan, yakni pasangan Badrut Tamam – Raja’e (Berbaur) dan pasangan Kholilurrahman-Fathor Rohman (Kholifah).

6_20250605_164323_0005
2_20250605_164641_0001
3_20250605_164641_0002
8_20250605_164641_0007
Salinan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sampang_20250606_103712_0000

Kedua Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati ini mengaku sama-sama memiliki komitmen dalam upaya pengembangan usaha dan pemasaran batik tulis Pamekasan, baik pasangan “Berbaur” maupun pasangan “Kholifah”.

Bahkan, pasangan calon “Kholifah” sempat blusukan secara langsung ke Pasar Batik 17 Agustus di Kelurahan Bugih, Pamekasan beberapa hari ini.

Baca Juga:  Pembawa Tembakau Bojonegoro ke Pamekasan Didenda Rp1 Juta, Satpol PP: Pembeli Hilang Jejak!

Pasangan calon bupati yang diusung PPP, Nasdem, Demokrat dan Partai Golkar itu juga sempat berdialog dengan pedagang batik di pasar itu. Hasilnya diketahui, bahwa pasaran batik tulis Pamekasan kini kian redup dan penjualan cenderung menurun.

Hanya saja, pasangan calon bupati dan wakil bupati ini, tidak menggunakan batik sebagai seragam calon, meskipun ada sejumlah foto yang beredar, dengan baju batik. Berbeda dengan seragam yang digunakan pasangan Badrut Tamam-Raja’e (Berbaur).

Pasangan ini, justru menggunakan batik tulis Pamekasan sebagai seragam pasangan calon dengan tujuan, selain memang karena memiliki komitmen membantu perajin batik Pamekasan, juga sebagai media promosi melalui momentum pilkada 2018 ini.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

Matnin menilai, dari sisi keinginan, keduanya sama-sama memiliki keinginan untuk meningkatkan perekonomian dalam usaha batik. Namun, tindakan yang dilakukan pasangan calon bupati “Berbaur” lebih nyata, karena langsung dalam bentuk aksi, dengan cara memakai batik Pamekasan sebagai seragam pasangan calon.

Apalagi dengan memakai seragam batik sebagai seragam pasangan calon, jelas lebih memiliki dampak langsung secara ekonomi kepada masyarakat.

“Karena dengan menggunakan seragam yang digunakan itu, maka tim pemenangan dan pengurus partai pendukungnya, jelas juga akan memakai batik serupa,” ujar Matnin.

Baca Juga:  BEP Tembakau Pamekasan 2023 Naik, Ini Hasil Pembahasan Akhir di DKPP Pamekasan

Artinya ada akses langsung secara ekonomi kepada masyarakat Pamekasan dari kalangan perajin dan pengusaha batik, katanya menambahkan.

Matnin selanjutnya menjelaskan, bahwa ada tiga hal yang menjadi poin penting dalam pemasaran ekonomi ditinjau dari teori pemasaran ekonomi Islam. Yakni pasar spritual, emosional, dan pasar rasional.

Pasar spritual, menurut dia, adalah pasar yang mempertimbangkan halal dan haram, sedangkan pasar emosional, yakni pasar yang berkait erat dengan ketokohan, dan figur tertentu.

Pasar emosional, menurut Matnin, juga bagian dari seting sosial dimana tokoh atau figur menjadi pertimbangan bagi calon konsumen untuk mengonsumsi sebuah produk. Sedangkan pasar rasional, adalah pasar yang didasarkan pada rasio dengan mempertimbangkan produk yang dijual.

Dalam komponen marketing syariah, sambung pria yang juga dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Khairat itu, ketiga komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang menjadi “marketing sistem” serta ketiganya saling terkait.

Jika mengacu kepada teori pemasyarakatan syariah tersebut, maka langkah promosi batik yang dilakukan “Berbaur” dengan menggunakan batik Pamekasan sebagai seragam pasangan calon, merupakan langkah nyata dalam mendorong ekonomi para perajin dan pengusaha batik melalui seragam batik Pamekasan yang digunakan.

“Jadi, ada aksi totalitas, dan totalitas ini yang menunjukkan pada loyalitas,” ujar Matnin.

Reporter: Agus Supriyadi

Redaktur: Sulaiman