Bonek: Jangan Samakan Persebaya dengan DBL!

Media Jatim

MediaJatim.com, Surabaya – Jelang pertandingan persahabatan yang bertajuk ‘Blessing Game’ melawan Serawak FA klub yang berasal dari Malaysia, suporter fanatik Persebayar, Bonek, mengkritik keras kebijakan manajemen.

“Tak bisa dipungkiri, semenjak managemen Persebaya Surabaya diambil alih oleh Azrul Ananda, membuat klub kebanggaan Bonek ini semakin gemerlap dalam dunia industri olahraga. Bahkan, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) mengklaim bahwa Persebaya menjadi salah satu klub profesional di Indonesia dengan kekuatan finansial yang sehat,” ungkap postingan Instagram Bonek Persebaya Surabaya.

Hal tersebut, tambahnya, didapat setelah banyaknya pihak sponsorship yang tertarik dengan era baru management di bawah kepemimpinan Azrul. Pencapaian bisnis di atas, tentu merupakan sebuah garansi bagi segenap susunan pemain dan pelatih untuk bisa fokus dan tenang selama bertanding.

“Kita semua tahu, tipikal sang Presiden klub adalah seorang pebisnis. Sejak kedatangannya dalam percaturan dunia olahraga, tangan dingin bisnis Azrul dapat memoles Indonesia Basketball League (IBL) melalui ajang Deteksi Basketball League (DBL),” paparnya.

Baca Juga:  Rumah Zakat: Kolaborasi Kebaikan untuk Gerakkan Ekonomi Indonesia

Diterangkan, sepertinya Azrul, sapaan akrabnya, juga menginginkan iklim sepakbola tanah air mengekor dengan apa yang telah dicapai dalam dunia basket nasional.

Tentu, grand design awalnya adalah melalui Persebaya. Hal ini mulai terlihat dalam jelang pertandingan persahabatan yang bertajuk ‘Blessing Game’ melawan Serawak FA klub yang berasal dari Malaysia.

Sayangnya, pertandingan persahabatan tersebut mendapat banyak kritikan dari para suporter terkait dengan kebijakan managemen yang membanderol harga tiket yang terhitung mahal. Kategori Fans, atau yang setara kelas ekonomi dibanderol Rp50 ribu pertiket, sedangkan Super Fans seharga Rp250 ribu.

Baca Juga:  Pangkas Modal Petani Tembakau dari Sebelum Produksi

Nominal tersebut, tentu menjadi beban tersendiri bagi sebagian Bonek, khususnya yang masih dalam usia pelajar. Kita semua tahu, pendapatan tiketing setiap pertandingan adalah potensi besar bagi sumber pemasukan keuangan klub, lantas menjadi pertanyaannya adalah apakah dengan terjualnya tiket, menjadi tolok ukur bagi management untuk menjustifikasi loyalitas Bonek kepada Persebaya?

“Jika memang seperti itu, tentu tidak fair kalau melihat bagaimana perjuangan Bonek selama lima tahun silam melawan kebijakan federasi yang mematikan klub ini secara sepihak,” tukasnya.

Sementara itu, Presiden Persebaya Surabaya, Azrul Ananda, tampak cuek menyikapi ancaman boikot Bonek. Azrul hanya menegaskan, bagi yang tidak datang ke stadion, dipersilakan. Sebab, laga tersebut disiarkan live televisi nasional.

“Bisa nonton di televisi. Gratis, tidak perlu bayat,” tegasnya.

Reporter: Hendra WCP

Redaktur: Sulaiman