web media jatim

Kelompok Penebar Kebencian Diminta Bubar

Media Jatim

MediaJatim.com, Jember-Ratusan jama’ah shalawat Al-Ghafilin Jember pimpinan Gus Baiqun menggelar unjuk rasa di depan Kantor Bupati Jember, Jumat (3/8). Mereka menuntut pemerintah untuk menghentikan aktifitas sebuah lembaga yang dinilai sangat meresahkan masyarakat.

Menurut Gus Baiqun, ajaran yang dikembangkan lembaga tersebut penuh dengan kebencian dengan menjelek-jelekkan amaliah yang biasa dijalankan oleh masyarakat Jember dan bahkan Indonesia.

“Ini berbahaya karena berpotensi menimbulkan konflik horisontal,” tegasnya dengan suara lantang.

Cicit KH Ahmad Shiddiq itu lalu menyodorkan sejumlah bukti terkait tingkah laku meresahkan kelompok yang berpusat Jember kota bagian selatan itu. Yaitu terbitnya Buletin An-Nashihah yang kontennya penuh hasutan dan cacian. Diantaranya, disebutkan bahwa orang pertama yang mensyariatkan Maulid Nabi adalah orang zindiq.

Baca Juga:  DPC PBB Pamekasan Bantah Dugaan Bacaleg Digerebek sebab Selingkuh, Hamdi: Itu Serangan Politik!

“Itu jelas penghinaan kepada umat yang biasa merayakan Maulid Nabi,” tukasnya.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030

Sementara itu salah seorang tokoh masyarakat, HM Misbahus Salam mendesak polisi untuk menyelidiki dan menyetop kegiatan lembaga provokator tersebut. Sebab, jika dibiarkan akan memancing kemarahan masyarakat sehingga timbul instabilitas.

“Tidak ada kata lain kecuali stop dan bubarkan kegiatan lembaga itu,” jelasnya.

Menurutnya, tulisan di buletin tersebut bukan cuma melukai umat yang biasa merayakan Maulid Nabi, tapi juga melecehkan negara. Sebab, sejak lama pemerintah secara resmi menggelar Maulid Nabi di istana negara dan tempat-tempat lain.

Baca Juga:  Achsanul Qosasi Bertemu Kepala Sekolah, Disdik Sumenep Terkejut Soal SK

“Ini (unjuk rasa) peringatan bagi kita dan aparat penegak hukum untuk tidak membiarkan terjadinya penghinaan terus menerus,” urainya.

Buletin An-Nashihah sebenarnya sudah terbit sejak 3 tahun lalu dengan kinten keislaman radikal, dan sering menyalahkan amalan masyarakat sekitar. Namun kali ini isinya sudah keterlaluan. Buletin tersebut dibagikan gratis di masjid-masjid.

Reporter: Aryudi A Razaq

Redaktur: Sulaiman