Penutupan PBAK UINSA 2018 Diwarnai Aksi Demonstran

Media Jatim

MediaJatim.com, Surabaya – Acara Penutupan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan Kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (PBAK UINSA) 2018 diwarnai dengan Aksi demonstrasi ratusan Mahasiswa Baru di depan Gedung Rektorat Twin Tower UINSA, Jumat (31/08).

Aksi demonstran tersebut dilandasi dari kekecewaan dan rasa keberatan Mahasiswa dengan tingginya kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) 2018. Massa aksi memulai aksinya saat penutupan berlangsung di gedung Sport Center dan dilanjutkan ke Depan Gedung Rektorat UIN Sunan Ampel Surabaya.

Ratusan massa aksi tergolong dari Mahasiswa Baru Fakultas Adab dan Humaniora (FAHUM) dan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) dan dari beberapa mahasiswa asal Fakultas lain.

Rijal selaku korlap aksi menyampaikan beberapa keberatan Mahasiswa Baru, “Mahasiswa Baru sangat keberatan dengan Nominal UKT yang melambung tinggi hingga melebihi 6 juta sedangkan sarana dan prasarana serta mutu pendidikan tidak sesuai dengan apa yang kami Harapkan” ujarnya.

Baca Juga:  Pegadaian Gandeng Rumah Zakat untuk Kemudahan Donasi Zakat

Beberapa Orator dari Mahasiswa Baru juga menyampaikan orasinya, “Saya dari Aceh pak, jauh-jauh kuliah di sini, UKT saya paling mahal. Saya orang pinggiran, orang tua saya tiap hari makan tahu tempe,” ungkap salah satu orator dari Mahasiswa Baru yang enggan disebutkan namanya.

Wakil Rektor III UINSA Prof. Dr. Ma’shum, M.Ag yang menemui massa aksi selaku perwakilan dari pimpinan untuk menenangkan aksi dan memberikan penjelasan kepada ratusan massa aksi.

“Coba dulu satu tahun jika itu masih terasa berat baru nanti kami turunkan,” bujuknya pada massa aksi. Namun mereka tetap bergemuruh dan sempat memanas karena Mahasiswa sudah tidak begitu percaya pada pejabat Rektorat.

Baca Juga:  Jejak Program Bupati Pamekasan Baddrut Tamam Bidang Layanan Kependudukan, Plt Kadis: Kami Dipaksa Berinovasi!

Perkataan Wakil Rektor III dibantah dan ditolak massa aksi. Mereka meminta agar persoalan UKT Mahal segera diselesaikan dalam waktu tiga minggu ke depan terhitung dari awal masuk perkualiahan.

Massa aksi dengan para pejabat Rektorat sempat bersitegang dan perwakilan Rektorat memberikan pernyataan.

“Kalau kalian minta 3 minggu ya silahkan, tapi kan ada proses. Kemungkinan bisa turun kan butuh verifikasi gak mungkin langsung bisa turun, butuh proses,” jelas Rijal.

Rijal juga menambahkan pihaknya siap mengawal untuk tiga minggu ke depan, jika pengajuan banding tetap dipersulit dan tidak ditepati massa aksi akan kembali lagi dan menyuarakan aspirasinya.

“Kami tunggu 3 Minggu Kedepan dan jika semuanya tidak berjalan sesuai keinginan kami, maka kami akan kembali dan akan melakukan aksi lagi” pungkasnya.

Reporter: Rozie

Redaktur: Sulaiman