MediaJatim.com, Jember–Tingkat kesalahan di level masyarakat dalam mengikuti kontestasi Pileg dan Pilpres 2019, masih cukup tinggi. Setidaknya hal itu terbukti dari simulasi yang dilakukan Caleg DPRD Jawa Timur Dapil V (Jember-Lumajang) Moch Eksan di Desa Sempolan Kecamatan Silo, Jember Jawa Timur, Rabu (12/11).
Dalam simulasi tersebut, dari 100 pemilih terdapat 13 pemilih yang tidak benar dalam mencoblos surat suara (specimin). Berarti tingkat kesalahannya mencapai 13 persen.
“Itu angka yang cukup tinggi, apalagi Pileg kian dekat,” tukasnya usai simulasi.
Karena itu, ia berharap agar penyelenggara Pemilu (KPUD) lebih giat lagi dalam mensosialisasikan Pileg dan Pilpres. Dikatakannya, salah satu yang menjadi hambatan bagi pemilih adalah belum adanya penjelasan yang gamblang soal model surat suara, apakah Caleg menggunakan foto atau hanya nama dan seterusnya.
“Sebab, di jalan-jalan (baliho) tertera foto besar-besar, sementara di surat suara, hanya nama. Jadi masyarakat bingung,” jelasnya.
Di sisi lain, sebagian masyarakat sudah apatis terhadap event-event politik, khususnya Pileg dan Pilpres, karena dianggap tak punya dampak langsung bagi masyarakat, sehingga mereka tidak punya greget untuk mengikuti event tersebut.
Sementara Caleg yang melakukan sosialisasi, hanya sebatas memperkenalkan diri.
“Ini tugas kita semua, terutama KPUD untuk menyadarkan masyarakat sekaligus mensosialisasikan Pemilu secara benar,” tambahnya.
Pemilu dan Pilpres 2019 adalah sebuah pertaruhan besar, karena menyangkut nasib sekitar 250 juta rakyat Indonesia. Jika tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka event yang menghabiskan dana Rp. 24, 8. triliun itu hanya jadi pesta demokrasi yang semu.
Reporter: Aryudi A Razaq
Redaktur: Sulaiman
Publisher: A6