PERIODE II

Pemuda Cangaan: Kitab Kuning sebagai Atap Keilmuan Pesantren

Media Jatim

MediaJatim.com, Gresik – Kitab klasik yang umumnya sering disebut dengan Kitab Kuning, merupakan karangan para ulama-ulama salaf terdahulu. Keberadaannya sampai saat ini masih dijaga di semua pondok pesantren, dengan cara ngaos atau ngaji.

“Karena kitab kuning hingga kini jadi atap keiluan pesantren,” ucap Fajrul, pemuda Cangaan, Gresik yang secara istiqomah mengajarkan kitab kuning kepada para pemuda-pemudi setempat.

Kegiatan ngaos (mengaji) kitab kuning, tambahnya, sejauh ini dipimpin langsung oleh kiai atau ustaz yang fasih atau menguasai dalam bidang kitab tersebut.

“Mengutip dari Tesis Hairul Anam asal Pamekasan Madura, tentang pengajian kitab kuning, dijelaskan bahwa pada abad pertama Hijriyah atau sekitar abad ke-6 sampai pertengahan abad ke-7 Masehi, merupakan abad paling penting dalam sejarah pemikiran budaya ilmiah dalam Islam, yang menjadi sejarah kitab kuning itu sendiri,” papar Fajrul.

Baca Juga:  Rayakan HUT ke-24, Dharma Wanita Persatuan Sumenep Gelar Donor Darah dan Pap Smear untuk Masyarakat

Dijelaskan, kebanyakan kitab kuning yang dipelajari di pesantren adalah kitab komentar (syarah), atau komentar atas komentar (hasyiyah) atas teks yang lebih tua atau keberadaanya lebih dulu.

Selepas ngaos Kitab Nashoihul Ibad karangan Syaikh Muhammad Nawawi Al Bantani di Pesantren Karomatul Fatih, Desa Cangaan, Fajrul menjelaskan kedekatan kitab kuning dengan pesantren tidak bisa dipisahkan.

Sebab, kata Fajrul, keberadaanya seperti atap ilmu keagamaan yang sangat akurat menjawab persoalan hidup lewat agama. Mulai dari Ilmu Alat, Nahwu, Shorof, Mantiq, Balaghoh, Ilmu Fiqh, dan Ushul Fiqh.

Baca Juga:  3 Mahasiswa STAI Darul Ulum Banyuanyar Lolos Tes Mengajar ke Malaysia, Singapura dan Thailand

“Yang saya rasakan dalam keseharian ketika saya di pesantren, tidak bisa terlepas dari yang namanya kitab kuning. Hal inilah yang menjadi garis penting kedekatan pesantren dengan kitab kuning tidak bisa terpisahkan,” ungkap pemuda jebolan Ponpes Mambaus Sholihin Suci Gresik dan Fathul Ulum Kwagean Krenceng Kediri tersebut.

Reporter: Shafif KA

Redaktur: A6