InShot_20250612_093447937

Sekdes Ponggok; Silakan DD Ponggok Diambil Sumenep

Media Jatim

MediaJatim.com, Sumenep – Ada tantangan menarik dari Yani Setiadiningrat Desa Ponggok. Pasalnya, saat mengisi acara Workshop Pengelolaan BUMDes yang diselenggarakan oleh Pengurus Daerah Masyarakat Ekonomi Syariah Sumenep di Hotel Utami, Kamis (07/03/2017), Sekdes Desa Ponggok itu menjelaskan bagaimana proses Desa Ponggok hingga saat ini bisa memberikan PADes 4.6 Miliar.

InShot_20250611_121708493
InShot_20250611_121725186
InShot_20250611_121808313
InShot_20250611_121920141
InShot_20250611_121834221

Yani Setiadiningrat diundang pada workshop yang pesertanya adalah pengelola BUMDes itu memang sengaja untuk memberikan motivasi dan strategi. Sehingga BUMDes yang ada di Sumenep bisa berkembang seperti halnya di Desa Ponggok.

Ditengah-tengah pembahasan, Yani Setiadiningrat yang merupakan salah satu pelopor berdirinya BUMDes Tirta Mandiri tersebut menyebutkan akan memberikan Dana Desa yang khusus Ponggok agar dialokasikan untuk desa-desa yang ada di Sumenep. Bahkan, pihaknya siap membuat MoU jika disepakati oleh Bapak Tabrani yang saat itu juga jadi pemateri.

Baca Juga:  BPK Audit DD Demi Perbaikan, Bukan Menghukum

“Jika diijinkan, saya siap membuat MoU dengan pihak DPMD Sumenep agar DD milik Ponggok diserahkan ke Sumenep,” sebutnya serius dan setengah menantang, disambut suara riuh peserta workshop.

IMG-20250614-WA0027

Tidak hanya itu, dirinya juga meminta untuk bertemu dengan seluruh kades se Kabupaten Sumenep.

InShot_20250611_121151641

“Saya ingin ketemu kepala desa Sumenep. Saya ingin mengubah mindset dan mencuci otaknya. Agar lebih ikhlas dan maksimal mengembangkan Bumdes,” terangnya.

Baca Juga:  Ketua Lesbumi Jember: Bersama Ulama Kita Damai

Baginya, kepala Desa harus maksimal dan ikhlas berjuang mengembangkan BUMDes, karena tanpa semua itu mustahil kesejahteraan akan tercapai. Desa Ponggok yang saat ini sudah bisa membayar uang BPJS bisa memberikan pendidikan gratis untuk rakyatnya tentu tidak dilalui dengan mudah. Tapi, butuh banyak waktu dan ide yang harus dikorbankan.

“Kenyataannya, saat ini banyak Kepala Desa kurang tanggap terhadap Bumdes, sehingga banyak bumdes yang fiktif,” jelasnya penuh semangat.

Tidak hanya berwacana, peria yang gajinya 30jutaan itu berkat BUMDes memberikan solusi yang bisa dijadikan referensi.

“Kita memang bukan orang kota, bukan orang akademis, bukan pengusaha, bukan konsultan. Sehingga tidak muncul ide-ide kreatif dan enterpreneur. Tapi kita bisa menyewa mereka semua untuk memberikan ide-idenya, dan kita yang melaksanakannya,” tuturnya memantapkan peserta.

Reporter: Rasyidi

Redaktur: Sulaiman

Respon (1)

Komentar ditutup.