8 Pendekar Pacitan Siap Ramaikan Festival Pencak Silat Nusantara ke- II

Media Jatim
Sejumlah Pesilat saat berlatih di halaman Pendapa Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, (Sigit).

MediaJatim.com, Pacitan – Sebanyak delapan pendekar yang tergabung dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Pacitan, akan meramaikan Festival Seni Pencak Silat Nusantara ke-II, yang digelar dalam rangka Hari Jadi Kota Madiun ke-101, pada 25-27 Juli 2019 di Gedung Olahraga (GOR) Willis Kota Madiun.

Sejumlah pesilat dari IPSI Pacitan yang diberangkatkan diantaranya, Umar Said, Dhaus Nur Khatami, Mustika Putri Wulandari, Kurniana Yusuf Efendy, Devi Agustin Estuvitasari, Duwi Purwanto Nugroho, Mohammad Masfii Al Azam dan Yulia Devi Permatasari.

“Ada 8 pesilat, 1 pesilat di seni tunggal dan 7 pesilat di seni bercerita. Berangkatnya besok (Sabtu) siang, soalnya kita mainnya pas malam. Kebetulan pas kategori cerita kita nomor urut 1 dan akan disaksikan langsung oleh Menpora,” kata Tegar Dhewangga Trenggono, Ketua Biro Seni dan Budaya Pencak Silat IPSI Kabupaten Pacitan, Jumat (26/07/2019).

Baca Juga:  Dibanding Tahun Lalu, Produksi Perikanan Tangkap di Pacitan Turun 15%

Menurutnya, festival pencak silat itu sangatlah menarik. Hal ini karena selain melestarikan kebudayaan nusantara yaitu pencak silat, dalam festival itu juga mengangkat cerita tradisi dari setiap daerah.

“Ini menarik. Secara otomatis, ketika kita mempelajari sejarah dan adat istiadat daerah masing-masing, itu akan mengetahui bagaimana sejarah, kesenian, kebudayaan itu terjadi dan kita cover dengan balutan seni pencak silat,” ucapnya.

Masih menurut Tegar sapaan akrabnya, bahwa seni bercerita pada pencak silat bukan drama, namun hanya gestur, filosofi gerak dan lebih mengangkat karakter pada peran tersebut.

“Jadi, peran itu tidak drama dan berdialog, tetapi hanya untuk memperkuat karakter. Misalnya dalam cerita ini ada satu nama yaitu Nyai Bang, kalau di Pacitan itu terkenal sebagai orang yang karakternya antagonis. Jadi, kita buat sesadis mungkin di situ,” jelasnya.

Baca Juga:  Optimalkan Layanan Kesehatan, Dinkes P2KB Sumenep Ajarkan Nakes Puskesmas Terapkan ILP

Disinggung soal target bagi pesilat yang mengikuti festival itu, Tegar mengatakan bahwa yang menjadi misi utamanya tidak lain hanya ingin pesilat tersebut mengetahui, bahwa di setiap daerah mempunyai sejarah dan cerita, terutama kebudayaan, kesenian serta adat istiadat.

“Kita tidak mentargetkan juara, paling tidak mereka bisa belajar dalam budaya dan keseniannya mereka sendiri, agar mereka itu tahu dan tidak lupa bahwa kebudayaan serta kesenian itu sangatlah penting. Kita kembali kepada kata-kata Bung Karno ‘Jas Merah’ jangan pernah meninggalkan sejarah, sedikitpun jangan sampai tercecer. Misi saya itu,” pungkasnya.

Reporter: Sigit

Redaktur: Zul