PERIODE II

Kisah Sukses Bersama Sahabat

Media Jatim

Judul Buku : Turtles All The Way Down
Penulis : John Green
Penerjemah :Prisca Primasari
Penerbit : Qanita (Mizan Pustaka)
Cetakan : II, Agustus 2018
Tebal Buku : 344 hal.
ISBN : 978-602-402-115-3
Peresensi : Ach. Khalilurrahman*

Bersahabat dengan penjual parfum, kita akan kecipratan harumnya. Bersahabat dengan pandai besi, percikan apinya dapat mengenai kita. Peribahasa lama ini mengajarkan kita bahwa persahabatan memiliki pengaruh yang kuat bagi diri seseorang. Karakter, sikap, dan tingkah laku dapat berubah hanya gara-gara pertemanan. Jika ada yang masih belum percaya dengan ungkapan tersebut, ada baiknya untuk membaca karya terbaru dari John Green ini.

Novel berjudul Turtles All The Way Down mengisahkan tentang bagaimana hubungan persahabatan dapat saling memengaruhi satu sama lain. Tak ada yang menyangka bila Aza Holmesy menjadi berani dan mampu berdamai dengan benaknya sendiri. Remaja putri yang sedang belajar di White River High School ini dulunya kerap bertengkar dengan pikirannya tentang segala hal.Aku merasa seperti, barangkali aku tidak mampu mengemudikan bus alam sadarku, (hal. 104) keluh Aza pada Dr. Singh perihal penyakitnya.

Ia dapat keluar dari rasa gelisah berkat persahabatannya dengan Daisy Ramirez, seorang tokoh berkarakter berani dan rasa percaya diri tinggi. Berulangkali ia menasihati sahabat baiknya itu agar dapat menjalani kehidupan secara normal. Nilaimu B-plus mutlak. Kalau kau bisa membangun sebuah kota bernilai B-plus dengan geografis bernilai C-minus, itu akan lumayan hebat, (hal. 289) kata Daisy pada Aza suatu ketika. Petuah dan kata-kata motivatif itu perlahan menggerakkan putri Mr. Holmesy ini untuk keluar dari spiral-spiral dalam pikirannya.

Baca Juga:  Mengenal Sosok Aktivis Kritis

Bersahabat dengan Aza juga membuat hidup Daisy berubah. Biasanya, di luar jam sekolah, ia mesti bekerja di Chuck E. Cheese. Akan tetapi, suatu hari ia berkata, Aku besok akan masuk dan menjalani hari yang sangat normal, dan saat mengambil undian dan harus mengenakan kostum Chuckie itu, aku akan melengos pergi. Melangkah lurus ke arah pintu, masuk ke mobilku yang baru, (hal. 147). Kata itu ia ucapkan setelah tahu bahwa ia mendapat upeti dari Davis, teman lama Aza yang ayahnya menjadi buronan polisi.

Berkah persahabatan juga dirasakan oleh Davis, Noah, dan Mychal. Aza dan Daisy telah membantu menemukan keberadaan ayah Davis dan Noah jauh sebelum polisi mengetahuinya. Obrolan bertiga di kafetaria memberi Mychal inspirasi sebuah karya seni Prisoner 101 yang mampu memikat banyak pengunjung pada galeri seni di Pogues Run. Itu benar-benar karya seni yang luar biasa Prisoner 101 terlihat hidup, tetapi dia diciptakan dari seratus foto orang-orang yang ditahan karena pembunuhan, kemudian dibebaskan, demikian komentar Aza (hal. 309).

John Green memang seorang penulis yang hebat. Beberapa buah karyanya telah mendapat predikat sebagai buku dengan penjualan terbaik. Turtles All The Way Down yang terbit perdana tahun 2017 lalu ini telah meraih penghargaan sebagai #1 International Bestseller serta diterjemah ke dalam bahasa-bahasa lain termasuk Indonesia yang haknya ada pada penerbit Qanita. Salah satu lini dari Penerbit Mizan ini bahkan sudah mencetak ulang dua kali dengan jeda waktu sekitar lima bulan mengingat animo pembaca yang begitu tinggi.

Baca Juga:  Keajaiban Cinta Kasih di Pesantren

Selain berbicara soal persahabatan, novel setebal 344 halaman ini juga dibumbui dengan kisah cinta dan keuletan hidup para tokohnya. Daripada dibaca sendiri, Turtles All The Way Down juga dapat dijadikan hadiah sepesial untuk sahabat tercinta. Di samping karena temanya persahabatannya yang cukup menonjol, buku ini juga mengajarkan bagaimana mengatasi konflik antarsahabat yang biasa terjadi. Karena bagaimanapun, gejolak-gejolak masalah sedikit-banyak akan timbul dalam hubungan pertemanan kita.

John Green juga menyuguhi pembaca dengan cerita detektif tentang Aza dan Daisy yang sukses mengungkap teka-teki keberadaan Davis Pickett Senior. Namun, ada satu hal yang bikin penasaran pembaca: semua tokoh dalam buku ini tak ada yang memelihara kura-kura, tapi mengapa judulnya Turtles All The Way Down? Bagi anda yang ingin menyelidikinya, bersahabatlah terlebih dahulu dengan karya peraih Printz Medal, Edgar Award, dan 100 Orang Paling berpengaruh di Dunia versi Majalah TIME ini.

*) Penulis adalah Pecinta Buku, Tinggal di Sumenep.