MediaJatim.com, Jember-Bagi umat Islam, politik bukan hal yang tabu, apalagi haram. Sebab, semua kebijakan yang ada di Indonesia tidak lahir begitu saja, namun melalui proses politik. Karena itu betapa pentingnya umat Islam memegang peran politik.
“Idealnya di antara kita harus ada yang terjun ke politik. Jangan hanya bergerak di bidang dakwah atau pendidikan saja. Atau sebaliknya, jangan di politik semua, tanpa ada yang berjuang lewat pendidikan dan dakwah,” ucap Rektor Universitas Isam Jember (UIJ), H Abdul Hadi di kampus 1 UIJ, Jalan Kiai Mojo, Kabupaten Jember, Jumat (6/3).
Menurut Kang Hadi, sapaan akrabnya, politik bukan hanya soal kekuasaan, tapi juga terkait dengan masa depan bangsa. Jangan dikira umat Islam bisa melaksanakan shalat Jumat dengan tenang, tidak ada hubungannya dengan politik. Begitu juga, umat Islam Indonesia bisa melaksanakan ibadah haji, tak lepas dari unsur politik.
“Kenapa, karena segala kebijakan pemerintah Indonesia, juga melibatkan parlemen. Isinya parlemen adalah politisi yang merepresentasikan suara rakyat,” jelasnya.
Itulah sebabnya, tambah Kang Hadi, umat Islam dan siapapun tak perlu alergi terhadap politik. Namun jangan sampai politik diposisikan sebagai tujuan, tetapi hanya sebagai wasilah (perantara). Dengan menempatkan politik sebagai wasilah, maka kekuasaan yang diraih akan dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat, bukan untuk memperkaya diri sendiri.
“Apapun jabatannya, apakah sebagai anggota legislatif, bupati, gubernur dan sebagainya, maka jabatan wajib diposisikan sebagai wasilah,” terangnya.
Politisi yang mempoisikan politik sebagai wasilah, itulah yang agak langka di abad ini. Kebanyakan politik dijadikan tujuan utama, sehingga ketika berkuasa, lebih banyak memberikan mudlorat daripada manfaat. Jika figur semacam ini diberi kesempatan meraih kekuasan di eksekutif, maka Jember tinggal menungu kehancurannya.
Reporter: Aryudi A Razaq
Redaktur: A6