web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01

Agar NU Tak Jadi Pendorong Mobil Mogok

Media Jatim

MediaJatim.com, Jember – Dalam setiap hajatan politik, khususnya Pilkada, NU selalu hadir. Bukan sekadar meramaikan tapi sering kali menjadi yang terdepan. Namun sayang, perjuangan NU untuk memenangkan jagonya, selalu kandas tanpa bekas. Atau jika menang, NU tak bisa dikatakan senang. Sebab, sering kali keberadaan NU tak diperhitungkan.

“Setelah menang, ya sudah. Selesai, tidak ada tindak lanjut apa-apa,” ujar tokoh NU, H Zeinul Hasan di Jember, Rabu (8/7/2020).

Menurut Gus Zen, sapaan akrabnya, kesan bahwa NU sering diibaratkan sebagai pendorong mobil mogok dalam sejumlah event Pilkada, tak terlalu salah. Kenyataan yang selama ini terjadi mengkonfirmasi kebenaran kesan tersebut. Maka dari itu, katanya, mulai saat ini NU harus bertekad untuk tidak hanya menjadi pendorong mobil mogok, tapi juga menjadi penumpang saat mobil tersebut sudah bisa jalan. Sehingga tahu ke arah mana mobil berjalan.

Baca Juga:  Penetapan Paslon Tanpa Kerumunan Massa, Optimis Pilkada Sukses

“Maksudnya adalah kita perlu ambil bagian dalam peran-peran penting untuk membangun bangsa bersama kesuksesan bupat iterpilih yang kita dukung,” ungkapnya.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030

Oleh karena itu, lanjutnya, NU harus bersatu, dan kompak dalam menghadapi Pilkada 2020. Jika NU tidak kompak, tentu itu menjadi salah satu alasan bagi bupati terpilih yang dijagokannya, untuk meninggalkan NU.

“Kekompakan dan kebersamaan wajib kita jalin. Jika tidak, NU bukan hanya kalah, tapi NU akan diremehkan orang,” pungkas alumnus Pondok Pesantren Nuris, Antirogo, Jember itu.

Baca Juga:  Warga Bangkalan Ramai-Ramai Bawa Sajam Jelang Pilkades, DPRD Jatim Tuding Polisi Membiarkan

Gus Zen menambahkan, NU tidak kekurangan massa. Selain massa yang bejibun, di NU juga banyak elemen dan simpul-smpul kekuatan, misalnya Asparagus, Barmawi, Fastra Aji, Sigol (Silaturrahim Gus dan Lora), dan sebagainya, termasuk pesantren.

“Itu semua adalah harta karun NU yang mesti diberdayakan dan diorangkan. Saya yakin jika mereka-mereka diajak bicara terkait masa depan Jember, pasti mau untuk bersatu. Tapi kalau diabaikan, ya wallahu a’lam,” pungkasnya.

IMG-20250520-WA0141

Reporter: Ade Nurwahyudi

Redaktur: A6