MediaJatim.com, Surabaya – Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, siang ini, Selasa (28 Juli 2020) menggelar Sidang Terbuka Promosi Doktor untuk mahasiswanya, Durhan. Dia memiliki tekad sekeras baja untuk membuktikan orang kampungpun bisa meraih cita-cita pendidikan sampai setinggi-tingginya. Tidak banyak yang tahu, dia bakalan meraih gelar Doktor. Gelar yang tidak sembarang orang bisa meraihnya, termasuk orang kampung seperti dia.
Kendati begitu, tidak menyurutkan keinginan yang bulat supaya orangtua dan keluarganya bangga. Hanya satu tujuannya, selagi yang dicari adalah ilmu untuk menegakkan agama Allah, pasti akan tercapai. Dan itu terbukti hari, gelar Doktor diraihnya yang ke 587.
Laki-laki bertempat tinggal di perbatasan kabupaten Pamekasan Sumenep ini mengaku, bahwa perjuangan dan pengorbanan mencari ilmu di kota seberang itu telah dirasakan mulai proses pascasarjana S2. Tidak jarang, uang pembayaran sering molor. Bahkan pernah, dia menggunakan uang koin sebagai penyelesaian pembayaran kampus. Pihak kampus sempat kurang percaya, bahwa ada mahasiswanya yang bayar dengan uang logam.
Apalagi kondisi seperti saat ini, di mana semua tempat mengalami pandemi Covid-19. Secara otomatis semua kegiatan kampus dialihkan ke media internet. Termasuk ujian tertutup gelar doktornya harus mencari tumpangan rumah yang memiliki akses dan signal internet kuat. Pindah-pindah, bolak-balik mencari tempat sudah terbiasa, dan Alhamdulillah pengorbanan itu diganti dengan ucapan selamat dari promotor dan/atau dosen penguji dengan predikat sangat memuaskan.
Bagai pucuk dicinta ulampun tiba, kira-kira adagium itu pas untuk memperoleh gelar doktor itu. Bagaimana tidak, pembiayaan yang biasanya menjadi momok bagi calon mahasiswa S3, malah diberi kemudahan dan mampu menyelesaikan pembayaran secara kontan. Kemudahan datang bertubi-tubi dan itu sifatnya laa yahtasib.
“Saya memang dari keluarga sederhana, sisa Ibu saya, Bapak sudah lama meninggal. Saya sudah berkepala empat. Kebutuhan hidup keluarga juga menjadi tanggungjawab saya. Namun, Alhamdulillah, Guste Allah mengijabah doa dan harapan saya dengan sangat lapang. Kalau di tanya apa rahasianya? Jadikan Shalat Malam (Tahajjud) sebagai urat nadi hidupmu,” tutur Dosen INSTIKA Guluk-Guluk Sumenep.
Kesibukan menjadi dosen, guru di Madrasah Al-Ghazali, guru ngaji di Mushalla Asy-Syifa, dan Kepala Madrasah di PAUD Asy-Syifa’ sama sekali tidak menyurutkan Durhan untuk terjun ke dalam organisasi kemasyarakatan, seperti Dewan Penasehat NU Ranting Kaduara Timur. Dia tetap memprioritaskan belajarnya di UIN Sunan Ampel Surabaya.
Reporter: Agus Supriadi
Redaktur: Zul
Luas biasa, semuga perjuangannya mendapat keberkahan . Dan ilmunya bermanfaat . Semuga saya juga cepat menyusul saudara Durhan. Beliau perna bersama berdampingan kost dengan saat masa-masa perjuangannya
Selamat Dr. Durhan ,M.PdI. Sukses selalu.