MEDIAJATIM.COM – Kasus dugaan oknum polisi melakukan jebakan narkoba ke santri di Sampang, kini menghadirkan kekhawatiran yang begitu mendalam di masyarakat. Jika terbukti benar-benar dilakukan oleh aparat, maka itu akan jadi fenomena menyakitkan, menguatkan keraguan publik akan keseriusan polisi dalam memberantas penyalahgunaan narkoba.
Demikian ditegaskan Kepala Badan Ansor Anti Narkoba (BAANAR) Kabupaten Pamekasan, H. Hairul Anam, M.Pd saat dihubungi Media Jatim, Selasa (26/8/2020) malam. Dirinya mengaku sangat terkejut bila aparat kepolisian sampai tega menzalimi dunia pesantren.
“Selamatkan pesantren dari narkoba dan jebakan batman,” tegas Cak Anam, panggilan akrab Hairul Anam.
Alumnus Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep ini menekankan agar kasus tersebut diusut secara tuntas. Jangan sampai pelakunya diberi ampun, wajib ditindak tegas.
“Kasus tersebut benar-benar mencoreng bama baik pesantren dan instansi kepolisian. Pihak kepolisian harus serius dan terbuka dalam menyikapi kasus tersebut,” ujar Cak Anam.
Cak Anam berharap, kasus jebakan kasus narkoba yang menyasar pesantren tidak sampai merembet ke pesantren lainnya. Termasuk di Kabupaten Pamekasan yang di dalamnya berdiri pesantren-pesantren besar dan sarat sejarah.
“Karenanya, kami berharap pihak kepolisian membuka komunikasi aktif dengan pesantren. Harus ada jaminan kasus tersebut tidak terulang kembali,” tegas pemuda jebolan Pascasarjana IAIN Madura tersebut.
Direktur Harian Kabar Madura tersebut menambahkan, Madura adalah pesantren. Berperilaku zalim terhadap pesantren dengan menghadirkan jebakan narkoba, sama halnya menggali kuburan untuk dirinya sendiri.
“Jika aparat kepolisian tidak membendung fenomena jebakan narkoba yang menyasar pesantren, sudah pasti instansi tersebut akan kehilangan marwahnya. Sebab, Madura adalah lumbungnya pesantren. Ribuan pesantren mengakar kuat di dalamnya,” ungkap Cak Anam.
Pemuda yang juga punya keahlian bekam dan totok syaraf tersebut menambahkan, kepolisian wajib hukumnya menggandeng pesantren dalam memerangi narkoba. Dengan basis massa yang kuat dan kharismatik kiai yang sudah legitimate, pesantren sangat efektif dilibat-aktifkan dalam memerangi narkoba.
“Di tengah tergerusnya kepercayaan masyarakat terhadap penindakan kasus narkoba, kami yakin aparat kepolisian masih punya nurani; pasti amanah dalam menjalankan sumpah penegakan hukum di Indonesia, terutama di Pulau Madura tercinta ini,” tegasnya.
BAANAR sendiri, sejauh ini bergerak aktif sosialisasi bahaya laten narkoba ke pesantren-pesantren. Respon pesantren dan masyarakat pun sangat positif.
“Dugaan jebakan batman kasus narkoba oleh oknum aparat kepolisian, cukup sekali saja. Jangan sampai terulang. Supaya instansi penegak hukum tidak menggali kuburannya sendiri,” tukas Cak Anam.
Reporter: Gafur
Redaktur: Sulaiman