MEDIAJATIM.COM | Pamekasan – Jumat (20/11/2020), Komunitas Ruang Kita melaksanakan kegiatan Kongkow Kepenulisan bertema ‘Narasikan Dunia dengan Menulis’ di Kafe Jagad. Kehadiran Ruang Kita siap mewarnai kanvas literasi di Pamekasan.
Kesiapan itu sebagaimana disampaikan Gafur Abdullah, Koordinator komunitas beranggotakan kurang lebih 20 orang tersebut. “Ruang kita hadir untuk mencover teman-teman di Pamekasan yang senang belajar, diskusi dan berkarnya. Khususnya ya di bidang literasi,” tutur Gafur, sapaan akrabnya, (20/11/2020).
Gafur bilang, Ruang Kita bukanlah satu-satunya komunitas literasi di Bumi Gerbang Salam ini. Banyak komunitas literasi lainnya yang justru di dalamnya terdapat penulis, penyair dan pemuda potensial lainnya yang lebih dulu lahir. Menurutnya, tanggal 20 November 2020 menjadi kalender kelahiran Ruang Kita.
“Kehadiran ruang kita ke depan tidak hanya membahas literasi saja, ya, agar tidak menoton. Bisa saja akan membahas pendidikan, sosial dan lingkungan atau lainnya yang menarik untuk didiskusikan,” tambah alumnus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Ruang Kita menghadirkan penulis asal Pamekasan, Royyan Julian. Dia memberikan apresiasi atas kehadiran Ruang Kita.
“Selamat datang Ruang Kita di permukaan atau dunia literasi. Semoga konsisten ke depan dengan ragam kegiatannya,” katanya (20/11/2020).
Dalam kegiatan yang dimulai pukul 18:30 wib itu, Royyan berbagi pengalaman ihwal perjalanan dia menulis. “Saya sebenarnya mulai menulis itu tahun 2008. Tetapi sebelum itu, saya sudah membiasakan diri membaca buku. Bagi saya, membaca buku itu bukan hobi, tapi kebutuhan bahkan keharusan meski tidak mau jadi penulis sekalipun,” papar penulis novel Tanjung Kemarau tersebut.
Royyan memberikan arahan kepada peserta kongkow kepenulisan tersebut. Menurutnya, ada beberapa langkah dan tantangan dalam menulis pun untuk menjadi penulis. Pertama, jangan terlalu monoton dalam membaca. Kedua, berguru pada tulisan penulis lain.
“Ketiga adalah membaca dan memahami PEUBI. Sedang keempat teman-teman bisa menguji kualitas tulisannya dengan ikut kompetensi dan menyetor karyanya ke penerbit,”
Dia menambahkan, yang kelima adalah, untuk menjadi penulis harus sabar dalam proses untuk tetap konsisten dalam menulis. Tidak mungkin karya pertama bahkan yang kesekiankalinya langsung bagus. Oleh karena itu, yang keenam, tidak antik kritik terhadap tulisan sendiri menjadi.
“Nah, yang ketujuh tentunya teman-teman bisa mencari lingkungan dan organisasi kepenulisan. Karena lingkungan pun pergaulan akan memengaruhi proses dan produktifitas kita dalam menulis,” tegasnya.
Reporter: Bahrul Rosi
Redaktur: Zul