MEDIAJATIM.COM | Pamekasan – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura, Jawa Timur memiliki program wirausaha baru (WUB) sebagai salah satu program prioritas.
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam saat live bersama RRI Sumenep mengungkapkan, pihaknya merancang desa tematik sebagai rumusan menggali potensi ekonomi di tingkat desa. Pada sektor ekonomi ada beberapa strategi yang dilakukan, salah satunya melalui program WUB.
Menurutnya, program WUB ini memudahkan masyarakat menemukan usaha serta mengembangkan usahanya. Sebab, pemkab hadir dengan memberikan modal usaha kepada pengusaha yang menginginkannya dengan bunga satu persen dalam setahun bekerja sama dengan pihak perbankan.
“WUB dengan target yang ambisius sekali dengan 10 ribu pengusaha baru akan kita latih dan dorong untuk dikelompokkan menjadi usaha baru,” katanya, Rabu (17/2/2020).
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menambahkan, tumbuhnya usaha baru di daerahnya akan berdampak positif terhadap perputaran ekonomi, sebab nantinya muncul usaha songkok, usaha sarung, usaha tas, usaha sandal dan beberapa jenis usaha lainnya. Sehingga segala kebutuhan masyarakat akan terpenuhi melalui produk lokak yang ada.
“Selama ini, songkok yang kita pakai tidak ada yang diproduksi di Pamekasan, sarung, sepatu, tas bahkan snack yang kita makan sehari-hari tidak ada yang diproduksi di Pamekasan,” jelas bupati dengan sederet prestasi tersebut.
Dirinya tergugah hatinya untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat melalui program WUB agar kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi. Sehingga, pihaknya melatih beberapa pengusaha yang memiliki komitmen secara serius agar potensinya berkembang.
“Setelah kita latih, kita bantu alatnya, setelah itu diberi pinjaman modal. Orang yang tidak punya keahlian harus kita dorong untuk punya keahlian. Setelah punya keahlian dia harus punya mesin produksi, setelah itu butuh modal, kemudian butuh pasar. Pemkab Pamekasan menyiapkan keseluruhannya itu,” tegasnya.
Tokoh muda Nahdlatul Ulama ini melanjutkan, pihaknya menyiapkan dua strategi pemasaran menyerap produk lokal itu, yakni pemasaran secara online dan offline. Pemasaran secara offline dilakukan dengan cara mendirikan Wamira Mart atau wira usaha milik rakyat yang saat ini masih dalam proses. Sementara pemasaran secara online bekerja sama dengan beberapa star up.
“Senang sekali jika kemudian beberapa usaha yang dirancang oleh wirausaha baru ini bisa laku dan menjadi pilihan produk utama yang akan dibeli oleh masyarakat. Kemudian etos dan semangat menjadi pengusaha baru ini tetap terpacu,” tutup mantan Ketua PKC PMII Jawa Timur tersebut.
Sementara itu, pengusaha songkok At-Tamam, Sahaji Imron dalam kesempatan itu juga menyampaikan terimakasih kepada Pemkab Pamekasan yang telah menfasilitasi usahanya serta memberikan modal dengan bunga kecil.
“Begini, saya memproduksi songkok nasional yang memang menjadi cita-cita saya. Alhamdulillah ada program pelatihan dari bapak bupati yang di dalamnya ada produksi songkok. Sebelum ikut pelatihan saya buat songkok seadanya saja,” tandasnya.
Dia menceritakan, setelah mengikuti pelatih dari program Pemkab Pamekasan usahanya dapat menghasilkan songkok dengan kualitas yang lebih bagus, dirinya kemudian ingin mengembangkan usahanya melalui pinjaman modal dengan bunga satu persen yang difasilitasi oleh Pemkab tersebut.
“Untuk modal awal saya jual sepeda saya, karena masih kurang karena saking banyaknya pesanan. Kemudian saya mengajukan untuk kebutuhan permodalan, alhamdulillah cair,” tuturnya.
Reporter: Bahrul Rosi
Redaktur: Sulaiman