MSFC DISPLAY WEB

Rais Aam PBNU Dorong PCNU Sumenep Bangkitkan Harakah Perjuangan

Media Jatim

MEDIAJATIM.COM | Sumenep – Rais Aam PBNU Kiai Miftachul Akhyar mengajak khusus kepada Ulama dan Kader NU di Kabupaten Sumenep untuk memantapkan harakah perjuangan.

Hal tersebut disampaikan saat menghadiri Pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, di Pondok Pesantren Nurul Islam, Kecamatan Bluto, Senin (1/3/2021).

Ajakan yang disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu tidak lepas dari penguatan spiritual, terkhusus pada masa pelantikan, diharapkan mampu memahami esensi dari pelantikan itu sendiri. Menelaah bersama makna dari sumpah (ba’at) yang dilangsungkan pada acara tersebut.

“Kita harus paham bahwa baiat itu awal mula dari ikrar pengislaman. Dalam konteks ini, tentu hakikatnya adalah menghayati hak dan kewajiban. Tidak hanya saat dilantik, melainkan tertanam di sepanjang garis perjuangan,” paparnya.

Baca Juga:  Is it Good Or Bad being Dating Exclusively?

Kiai Miftachul Akhyar itu menjelaskan, warga NU harus menata ulang pola berorganisasi. Melakukan pembaharuan strategi dan kontrol, utamanya meneguhkan kembali keteladanan kita terhadap nilai-nilai yang diajarkan dan diamaliahkan para mu’assis NU.

“Hayati betul siapa NU ini, dan untuk apa NU dibentuk! Kita ketahui bersama, bagian dari sumbangsih besar NU terhadap bangsa ini adalah dukungan Haldratus Syaikh KH Wahab Abdullah terhadap Bung Karno dengan istilah Al-Ra’is Al-Daruri fi Al-Syaukah. Juga pada saat KH Hasyim As’ari membakar semangat para santri dari jeratan penjajah, itu bukan sesuatu yang kebetulan; akan tetapi berkat pertolongan doa dan tentu ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala,” jelasnya.

Baca Juga:  Dihadiri Kiai Zulfa Mustofa, Ribuan Nahdliyin Banjiri Tasyakuran 1 Abad NU Sumenep, dari Cabang hingga Anak Ranting

Selain itu, Kiai Mifctahul Akhyar mengulas fenomena bangsa akhir-akhir ini yang terbilang mengkhawatirkan, sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW, “kiamat tidak akan datng sebelum datang pada umat ini masa ketidak jelasan (Harj), masa yg tdk bisa membedakan mana yang hak dan yg batil, Bahkan seorang yang membunuh kenapa membunuh dan yang dibunuh tidak tahu kenapa dibunuh, sehingga Rasulullah bersabda (al-qatil wa al-maqtul fi al-nar)”.

“Fenomena media sosial dan ‘post truth’, sehingga kita bingung mana kabar yang hoax dan yang bukan, termasuk juga sebagai Harj. Dampaknya begitu besar, naudzubillah. Karena itu warga NU harus melawan, jihad melalui sosmed terbarkan Islam yang betul-betul rahmatal lil’alamin,” harapnya.

Reporter: Bahrul Rosi

Banner Iklan Media Jatim

Redaktur: Zul