Ribuan Kader HMI Geruduk Arena Kongres di Surabaya

Media Jatim

MEDIAJATIM.COM | Surabaya – Ribuan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang bukan peserta Kongres XXXI memaksa masuk gedung arena kongres yang berlangsung di Islamic Center Surabaya, Jawa Timur, Senin (22/03/2021) dini hari.

Pantauan di lokasi, ribuan massa mencoba mendobrak gerbang, namun dihalau personel kepolisian yang berjaga.

Salah satu orasi aktivis hijau hitam itu mengancam bakal nekat masuk dan menduduki gedung lokasi kongres, jika tak diizinkan masuk.

“Kami dari aceh hingga papua hadiri ke sini untuk mensukseskan kongres ke 31 di Surabaya ini. Kami juga punya hak mengikuti kongres ini. Kami akan duduki gedung Islamic Center ini, jika tak boleh masuk,” kata orator aksi.

Sementara itu, Salah satu kader HMI asal Palopo, Sulawesi Selatan, Risky, mengatakan maksud kedatangannya tak lain adalah untuk menghadiri kongres. Mereka mengaku memiliki hak sebagai kader HMI.

Baca Juga:  Ini Daftar Kader HMI yang Jadi Wisudawan Terbaik IAIN Madura Tahun Akademik 2020/2021

“Teman-teman ini anggota HMI juga meski bukan peserta kongres, kami berhak mengikuti jalannya kongres,” kata Risky, kepada awak media.

Ia mengaku keberatan lantaran banyak pihak eksternal yang masuk ke arena kongres. Sedangkan yang merupakan kader internal HMI tak diperkenankan masuk.

“Banyak pihak eksternal seperti aparat kepolisian yang ada di dalam. Padahal harusnya hanya panitia dan perserta dan keder HMI yang boleh masuk,” kata Risky.

“Yang menikmati jalannya kongres hanya para apart kepolisian saja,” imbuhnya.

Risky juga menyanggah bahwa penyebab mereka dilarang masuk lantaran alasan protokol kesehatan karena Covid-19. Mereka mengklaim eluruh kader HMI yang memaksa masuk ini telah menjalani pemeriksaan swab antigen, sejak keberangkatan mereka dari Sulawesi.

Baca Juga:  Presiden Romli HMI Ucapkan Terimakasih Pada Semua Instansi di Jawa Timur

“Kami sudah swab waktu berangkat, sudah diskrining (kesehatan),” kata dia.

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Badko HMI Jawa Timur, Yogi Pratama menyampaikan orang yang memaksa memasuki arena kongres itu, bukanlah utusan resmi.

“Intinya yang bisa masuk ke arena itu peserta utusan resmi perwakilan dari masing-masing cabang. Kalau misalnya yg tidak bisa masuk ke forum berarti itu bukan utusan resmi,” kata Yogi.

Perihal tersebut, kata Yogi, sudah menjadi ketentuan dan keputusan oleh panitia nasional. Yang diperkenankan masuk hanyalah peserta utusan atau delegasi.

“Itu sudah menjadi ketentuan dan keputusan oleh panitia nasional. Kalau tidak bisa masuk berarti bukan anggota resmi,” pungkasnya.

Reporter: Kholisin

Redaktur: Aryudi AR