MEDIAJATIM.COM | Pamekasan – Sebagai upaya tetap meningkatkan ibadah pada bulan suci Ramadhan di era new normal, Pondok Pesantren As-Syahidul Kabir (Yasbir) Sumber Batu Blumbungan Larangan Pamekasan menggelar pengajian kitab kuning dengan metode blended learning.
Blended Learning merupakan gabungan keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dan secara virtual berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 24 Tahun 2012 Pasal 4 dan 15: Nomor 109 Tahun 2013 Pasal 4: Panduan Pelaksanaan PJJ 2016 Dirjen Kemenristek dikti dan Permenristek Dikti Nomor 51 Tahun 2018.
Sebelumnya, kegiatan yang diprakarsai oleh Aliansi Mahasiswa As-Syahidul Kabir (ALMASBIR) ini telah diterapkan Yasbir sejak tahun 2020 lalu. Dengan melakukan siaran langsung melalui channel youtube dan akun facebook ini, santri dan alumni Yasbir sama-sama bisa mengikuti kajian rutinitas bulan ramadhan yang diisi langsung oleh KH. Moh. Mundzir Chalil selaku Pengasuh PP. As-Syahidul Kabir.
Ketua Umum ALMASBIR, Kholisin Susanto mengungkapkan, agenda ini merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap pentingnya mencari ilmu. Melalui gerakan ini, ALMASBIR berupaya memberikan yang terbaik untuk Yayasan As-Syahidul Kabir.
“Penerapkan metode pembelajaran blended learning ini guna merespon dan kesiapan kita menyongsong era digital 4.0 dan 5.0,” katanya pada awak media, Jum’at (16/04/2021).
Mahasiswa jurusan Hukum IAIN Madura itu juga menegaskan, ALMASBIR ingin memberikan kontribusi yang jelas terhadap pondok pesantren meskipun terlihat sederhana. Karena hal itu sudah menjadi kewajiban sebagai alumni untuk mengabdikan diri terhadap pondok pesantren.
“Ngaji kitab dengan metode seperti ini akan membantu pesantren untuk memperluas nilai dakwahnya dan mewadahi alumni yang tetap ingin mengaji kepada guru tapi terkenda jarak, sehingga kami hadir sebagai sarana bagi seluruh alumni Yayasan Pondok Pesantren As-Syahidul Kabir,” jelas Aktivis HMI tersebut.
Sementara itu, Abdul Halim alumni Yasbir di Yogjakarta menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan positif tersebut, karena dengan itu para alumni yang ada di luar Madura khususnya bisa ikut menimba ilmu dan mengobati rindu terhadap guru.
“Bagus, teman-teman yang di luar pondok bisa ikut belajar dan nyambung rasa rindu kepada pengasuh. Saya dulu pernah belajar kepada Kyai Mundzir, ngaji kitab tafsir Jalalain dan kitab Alfiyyah Ibnu Malik. Kajian daring dari beliau cukup mengobati rasa rindu saat-saat belajar langsung ke beliau,” tutur alumni angkatan 2006 tersebut.
“Semoga Almukarrom KH. Moh. Mundzir Chalil selalu sehat dan semakin luas menebar manfaat kepada para santri termasuk para alumni yang masih butuh bimbingan,” imbuhnya.
Direktur Pusat Pengkajian Masyarakat dan Pendidikan Islam Nusantara (PPM-PIN) IAIN Surakarta itu berharap, kegiatan-kegiatan seperti ini tetap bisa diadakan oleh ALMASBIR sebagai alat penyambung silaturrahim antar sesama dan bisa memperluas cakupan dakwah islam.
“Semoga kegiatan seperti ini bisa rutin diadakan untuk memperluas cakupan dakwah ala pesantren baik luring maupun daring, dan teman-teman ALMASBIR istiqomah menjadi penyambung silaturrahim antara para santri yang masih muqim di pondok dengan para alumninya,” tandasnya.
Reporter: Khairus
Redaktur: Zul