web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Kisah UIJ yang Tak Terpisahkan dari NU Jember

Media Jatim

MEDIAJATIM.COM | Jember – Tanggal 14 September 2021, Universitas Islam Jember (UIJ) genap berusia 37 tahun. Keberadaan UIJ tak bisa dipisahkan dari NU Cabang Jember, karena memang UIJ adalah pengejawantahan dari keinginan para kiai, pengurus NU dan Nadliyin Kabupaten Jember untuk memiliki perguruan tinggi yang patut dibanggakan.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Berikut ini kisah pendirian dan perjalanan UIJ (bagian pertama)

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

Kendati bukan lembaga profit, namun Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember pernah memiliki tanah yang cukup prospektif. Tanah yang di atasnya dibangun kantor PCNU Jember tersebut, terletak di Jalan Wijaya Kusuma Nomor 01, Jemberlor, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember. Tanah itu terletak di jantung kota Jember, sangat strategis.

6_20250605_164323_0005
2_20250605_164641_0001
3_20250605_164641_0002
8_20250605_164641_0007
Salinan dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sampang_20250606_103712_0000

Di sekitar lokasi tersebut berdiri sejumlah bangunan penting dan punya nilai sejarah. Persis di seberang jalan kantor PCNU Jember itu, berdiri bangunan Pendopo Wahyawibawagraha. Agak ke timur laut sedikit, terdapat stasiun Kereta Api Jember. Sedangkan di sebelah kanan kantor PCNU Jember berdiri banguan masjid Jamik Al-Baitul Amin yang baru, yang di depannya (seberang jalan) terdapat alun-alun Jember.

Baca Juga:  Barisan Imam Manaqib Jember: Masak Hendy Tak Peka Warga Miskin?

Konon, demikianlah penataan ala Walisongo: alun-alun sebagai pusat keramaian di posisi tengah. Di sebelah baratnya ada masjid, di sisi samping terdapat pendopo dan kantor bupati. Di sisi yang lain diperuntukkan bagi bangunan-bangunan penting pemerintah. Peta seperti ini terjadi di banyak daerah terutama di Jawa Timur.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

“Kita lihat di banyak daerah seperti itu tata letak bangunan pemerintah. Ada alun-alun, masjid, pendopo, dan sebagainya,” ucap mantan Sekretaris PCNU Jember, Ustadz Fahrurrozi di kediamannya, Pesantren Riyadlul Qari’in, Ajung, Kabupaten Jember, Jumat (10/9/2021).

Menurutnya, hal tersebut menggambarkan bahwa pemerintahan dan keramaian tidak boleh lepas dari agama. Apalagi masjid jamik kabupaten selalu mengumandangkan azan setiap masuk shalat lima waktu. Azan tersebut tentu diharapkan dapat mengingatkan masyarakat dan pegawai pemeritah kabupaten untuk sejenak bisa bersujud kepada Allah agar selalu mendapat petunjuk dan perlindungan-Nya dalam menjalankan tugas keseharian.

Baca Juga:  Pelayanan BRI Pamekasan Dikeluhkan: Nasabah Cabut Berkas PIP Sebab Menunggu 5 Jam Tak Selesai!

NU Jember didirikan sejak awal tanpa punya aset apapun, termasuk tanah. Namun para kiai saat itu tentu menginginkan punya kantor sekaligus tanahnya. Tahun 1970-an, banyak warga yang menginginkan Kartu Tanda Anggota Nahdlatul Ulama (Kartanu). Orang yang mau membuat Kartanu memberikan kontribusi seikhlasnya kepada NU. Uang dari kontribusi hasil Kartanu itu ditambah dengan iuran pengurus dan kiai NU, kemudian dikumpulkan untuk dibelikan tanah tersebut.

“Di atas tanah itu lalu dibangun kantor NU, dan berdiri cukup lama, sampai akhirnya disepakati untuk dijual yang hasilnya (uangnya) sebagian dibelikan tanah di dekat MAN (Kantor PCNU Jember sekarang) dan sebagian lagi untuk pengembangan UIJ,” jelasnya. (bersambung)

Reporter: Aryudi AR/Jasuli

Redaktur: Zul