Oleh: Untung Wahyudi*)
Cinta adalah anugerah yang diberikan Tuhan kepada semua makhluk-Nya. Tak satu pun manusia yang hidup tanpa cinta. Karena itu, cinta bisa membuat manusia memiliki sifat kasih dan sayang. Seorang anak akan mencintai orangtua. Begitu pun sebaliknya. Atau, sepasang kekasih yang dilanda asmara akan tumbuh bunga-bunga cinta dalam hati mereka. Meminjam istilah Rhoma Irama, “Hidup tanpa cinta, bagai taman tak berbunga.”
Berbicara tentang cinta, rasanya kita tidak akan lepas dari perjalanan anak manusia di saat memasuki fase remaja. Pada fase ini, remaja cenderung memuja-muja cinta. Saat hatinya dihinggapi rasa cinta pada lawan jenis, maka setiap tindakannya akan menjelma rasa yang dipenuhi kasih atau sayang.
Tak heran, jika pada masa-masa remaja, akan lahir kata-kata indah atau puisi-puisi cinta yang menggambarkan rasa kasih, atau bahkan kegalauan yang tiada tara. Saat remaja putus cinta, misalnya, maka akan lahir lagu-lagu melankolis yang menunjukkan betapa babak belur hatinya karena cinta.
Burhan Shodiq, salah seorang penulis yang selama ini konsen dengan tema-tema remaja, lewat buku Kecelup Tinta Pink kembali menyapa pembaca untuk mendedah berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan remaja. Tentang pergaulan dan cinta yang lazim dialami oleh para remaja.
Penulis menjelaskan, masa muda adalah masa yang dipenuhi dengan problematika hidup, termasuk perasaan suka kepada lawan jenis. Seorang remaja yang jatuh cinta, biasanya akan mengalami berbagai pergolakan, jika tidak didampingi, akan menumbuhkan sikap frontal seperti pemberontakan atau perlawanan.
Salah satu contoh konkret adalah saat seorang remaja nekad saat jatuh cinta. Hanya karena dilarang orangtua, misalnya, lalu memutuskan untuk pergi dan tidak kembali. Anggapannya bahwa cinta bisa membuat dia bahagia tanpa restu keluarga.
Bagi remaja yang dimabuk cinta, biasanya yang ada dalam hatinya hanya bagaimana tentang mencintai pasangannya. Ke mana-mana menghabiskan waktu berdua. Ke pantai, ke gunung, atau hunting lokasi wisata atau tempat romantis untuk memadu asmara. Meskipun lapar, tidak mengapa asal ada dia (hlm. 33).
Padahal, cinta tidak sesederhana itu. Cinta bukan hanya tentang bagaimana menumpahkan perasaan kepada pasangannya. Cinta memerlukan perjuangan dan tanggung jawab besar. Jika tidak bisa mengendalikan cinta yang menggelora, tidak tertutup kemungkinan, mereka akan terjerumus pada jalan cinta yang salah. Cinta yang belum halal bisa membawa mereka ke pintu zina. Berdua di tempat sepi, berjabat tangan, berpelukan, dan seterusnya. Nauzubillah.
Perlu Pengawasan Orangtua
Di era digital seperti saat ini, mendampingi anak yang memasuki fase remaja perlu dilakukan. Awasi dengan ketat seperti bagaimana mereka bergaul, bersama siapa mereka berteman, dan kapan mereka harus keluar rumah di luar jam-jam belajar.
Mengawasi anak bukan berarti kita mengekang mereka untuk bergaul. Bersosialisasi penting agar anak tumbuh menjadi pribadi yang memiliki rasa sosial tinggi. Agar tidak tumbuh sifat individualistis dalam kesehariannya. Tetapi, mereka juga perlu diberikan arahan dan wejangan jika salah langkah. Misal, di saat mereka sudah waktunya pulang, tetapi belum juga datang, tanyakan dengan halus ke mana mereka pergi. Dalam rangka apa dan bersama siapa mereka bergaul. Jika mereka keluar rumah dalam rangka belajar kelompok, ikut organisasi sekolah atau kampus, itu hal yang tidak perlu dipermasalahkan.
Pendidikan moral bagi remaja penting agar remaja tidak salah gaul. Jangan sampai mereka salah jalan dan menyesal karena masa depan terancam karena perbuatan mereka yang melampaui batas.
Buku setebal 168 halaman ini mengajak pembaca menyelami dunia remaja yang dipenuhi dengan nuansa merah jambu (pink). Lewat buku ini, penulis mengajak para remaja untuk mengenal cinta yang sesungguhnya. Cinta yang tidak hanya memandang fisik, tetapi juga cinta yang tumbuh karena keikhlasan dan ketulusan hati manusia.
Judul Buku : Kecelup Tinta Pink
Penulis : Burhan Shodiq
Penerbit : Indiva Media Kreasi, Solo
Tebal : 168 Halaman
Cetakan : Pertama, Maret 2021
ISBN : 9786232530423
*) Untung Wahyudi, lulusan UIN Sunan Ampel, Surabaya. Sejumlah tulisannya dimuat media cetak dan online seperti Jawa Pos, Koran Tempo, Koran Sindo, Suara Merdeka, Detik, Kabar Madura, mediajatim.com, lintasjatim.com, islamina.id, alif.id, dan lainnya.