MEDIAJATIM.COM | Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Pamekasan Syafiuddin menyampaikan beberapa instruksi penting untuk dilaksanakan oleh kader GP Ansor.
Hal itu diungkapkan saat menghadiri Koloman Rutin Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor Kabupaten Pamekasan, di Kecamatan Pegantenan, Kamis (16/6/2022).
“Saya intruksikan kepada semua kader GP Ansor Pamekasan untuk terus berkhidmat menyebarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin, menjaga tradisi para wali dan muassis NU, serta terus meningkatkan wawasan kebangsaan,” kata Syafiuddin.
Wakil Pimpinan DPRD Pamekasan itu menegaskan, agama Islam bukan hanya rahmat bagi pemeluk agama Islam itu sendiri. Lebih dari pada itu, agama Islam merupakan produk terbaik Allah SWT untuk alam semesta.
Sebagaimana diceritakan dalam kitab Tareh Islam, Nabi Muhammad SAW menghadapi segala model kehidupan di Madinah dan Mekkah menggunakan nilai-nilai keislaman. Rasulullah telah memberikan contoh terhadap kita semua bahwa Nasrani dan Yahudi pun bisa hidup berdampingan dalam mengarungi hidup bersama tanpa satupun merasa dirugikan, begitulah nilai Islam yg rahmatan lil alamin.
Dia juga mengingatkan kepada seluruh kader Ansor terkait hasil Bahtsul Masail Maudlu’iyah pada pelaksanaan Munas dan Konbes NU 2019 di Banjar Patroman, Jawa Barat. Yang menyimpulkan bahwa mukmin dan kafir itu tetap ada di ranah privat teologis masing-masing agama.
“Bagi orang Islam, non-Muslim itu kafir, begitu juga sebaliknya. Tetapi, idiom ini tidak berlaku di ranah publik (mu’âmalah wathaniyah). Semua adalah warga negara yang berkedudukan sederajat,” tegasnya.
“Mengingat hasil Munas dan Konbes tersebut, sudah selayaknya semua kader Ansor tidak sekali-kali menyakiti hati non-muslim dengan cara mengkafir-kafirkan non-muslim diranah publik!, Kader GP Ansor harus merangkul agama apapun demi kemajuan sebuah bangsa, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah,” lanjut alumnus Universitas Islam Madura (UIM) tersebut.
Menurutnya, moderasi beragama harus terus kita tingkatkan dimasing-masing level kepengurusan.
“Moderasi Beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama, dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama, yang melindungi martabat kemanusiaan, dan membangun kemaslahatan umum, berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.
Jadi mari kita tingkatkan moderasi beragama dimasing-masing level, agar tidak terjadi lagi tragedi seperti yang di alami kementrian agama kabupaten Pamekasan baru-baru ini,” paparnya.
Reporter: Bahrul Rosi
Redaktur: Zul