MEDIAJATIM.COM | Jember – Maraknya media sosial dan pernak pernik yang mengiringinya memberikan peluang besar bagi terciptanya lapangan kerja. Namun peluang kerja tersebut, tidak semata-mata bisa didapatkan begitu saja, tapi harus dengan bekal ilmu yang memadai.
“Karena itu, kami memutuskan untuk mengambil jurusan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK),” ucap Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Dusun Ledok Desa Sidomukti, Kecamatan Mayang Kabupaten Jember Jawa Timur, KH Abdul Waris kepada awak media ini di kediamannya, Kamis (1/8/2022).
Pondok Pesantren Miftahul Ulum adalah satu dari 13 pesantren dan lembaga yang mendapat bantuan Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI melalui anggota Komisi IX DPRI RI, Ir H Nur Yasin.
Balai latihan yang diberi nama BLKK Pondok Pesantren Miftahul Ulum itu dibangun tahun 2020, berlokasi di kompleks pondok pesantren setempat. Dusun Ledok Desa Sidomukti berada di pinggiran Jember, sekitar 22 kilometer ke arah timur kota Jember.
Pondok Pesantren Miftahul Ulum didirikan tahun 1991 oleh KH Hasan. KH Abdul Waris merupakan generasi ketiga dari sang pendiri pesantren. Saat ini pesantren tersebut, selain menyelenggarakan pendidikan dengan sistem sorogan, juga melaksanakan pendidikan formal, yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA). Dan BLKK semakin melengkapi lembaga yang sudah ada.
Meskipun letaknya agak ‘masuk’ namun infrastruktur jalan yang menghubungkan ke pesantren tersebut cukup kinclong. Santri Miftahul Ulum, tidak hanya datang dari Jember tapi juga dari luar daerah seperti Madura, Jakarta, dan Bali.
BLKK Pondok Pesantren Miftahul Ulum mengambil jurusan desain grafis, dengan harapan bisa memberikan bekal keterampilan kepada para santri dan masyarakat umum. Menurut Kiai Waris, kehadiran BLKK ini tentu sangat besar manfaatnya, apalagi jurusan yang dipilih adalah desain grafis.
“Kalau lihat tren zaman, orang yang ahli di bidang desain grafis sangat dibutuhkan dan akan terus dibutuhkan, terima kasih Pak Nur Yasin” tambahnya.
Hal serupa juga diungkapkan Kepala BLKK Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Sirojul Munir. Menurutnya, kebiasaan santri di bidang desain grafis cukup membanggakan. Pasalnya, santri biasanya hanya bergumul dengan ilmu-ilmu agama. Menjadi keren jika santri punya keterampilan desain grafis.
Dan ternyata bukan hanya santri yang berminat mengikuti pelatihan desain grafis di BLKK Pondok Pesantren Miftahul Ulum, namun masyarakat umum juga memiliki keinginan yang sama. Terbukti, saat pelatihan dibuka September 2021, pendaftarnya cukup banyak, baik dari kalangan santri, alumni maupun masyarakat sektiar. Namun peserta pelatihan memang dibatasi, di samping karena sarana dan fasilitasnya terbatas, juga agar hasilnya lebih efektif.
“Kalau yang mau ikut pelatihan banyak, tapi ‘kan Kemenaker membatasi paling banyak 16 orang,” tukas Sirojul.
Tidak percuma BLKK Pondok Pesantren Miftahul Ulum didirikan. Sebab ternyata pelatihan itu melahirkan para remaja yang ahli di bidang desain grafis. Walaupun tidak semua peserta berhasil, tapi paling tidak ada sejumlah alumni BLKK Pondok Pesantren Miftahul Ulum yang bisa bekerja, bahkan menciptakan lapangan kerja.
“Sejumlah alumni BLKK ini, memanfaatkan ilmunya dengan bekerja sebagai desain grafis secara part time, karena mereka masih kuliah. Sebagian lagi ada yang langsung bekerja. Satu di antaranya bekerja di PLTU Paiton,” urainya.
BLKK Pondok Pesantren Miftahul Ulum – seperti BLKK yang lain— mendapat jatah pelatihan dari Kemenaker sebanyak dua kali dalam dua tahun. Saat ini, BLKK Pondok Pesantren Miftahul Ulum tengah bersiap-siap untuk menggelar pelatihan gelombang kedua dengan tetap difasilitasi oleh Kemenaker RI.
“Saat ini, kami sudah mengajukan proposal ke Kemenaker untuk pelatihan gelombang kedua,” jelas Sirojul.
Sirojul menegaskan, di luar pelatihan gelombang satu dan dua, BLKK ini siap menggelar pelatihan secara mandiri. Sebab, sarana dan fasilitas sudah tersedia yang didukung oleh 1 instruktur. BLKK ini bukan sekadar tempat pelatihan skill tapi juga sebagai wadah untuk saling tukar informasi peluang kerja. Pihak BLKK akan terus memantau dan mengarahkan alumninya untuk memanfaatkan ilmunya seoptimal mungkin.
“Hubungan kami dengan para alumni jangan sampai putus. Kami terus berkoordinasi dan menjalin kontak. Dan kalau perlu sewaktu-waktu alumni yang telah sukses kita datangkan ke sini untuk memberikan motivasi kepada yang lain,” pungkasnya.
Ya, skill menjadi kata kunci untuk bisa bersaing di era digital ini. Tanpa bekal skill yang memadai, siapapun akan tergilas oleh zaman. Peluang kerja dan menciptakan pekerjaan cukup melimpah, tapi jika tidak diiringi dengan keterampilan yang cukup, peluang itu tak bermakna apa-apa. Dan BLKK Pondok Pesantren Miftahul Ulum siap berkontribusi, menggelar pelatihan demi pelatihan guna melahirkan individu-individu yang cekatan, siap bekerja dan menciptakan lapangan kerja.
*) Tulisan ini adalah bagian kedua dari 13 tulisan tentang BLKK yang difasilitasi oleh anggota FKB DPR RI, Ir H Nur Yasin
Reporter: Aryudi AR
Redaktur: Zul