Kritik  

Bedah Buku Jungkir Balik Kekuasaan Lalake: Laki-Laki Boleh Curhat dan Nangis, Kok!

Media Jatim
Sivitas Kotheka
(M. Arif/Media Jatim) Dari kiri, Joe Mawar dan Novie Chamelia saat launching buku Jungkir Balik Kekuasaan Lalake' di Pendapa Wabup Pamekasan, Selasa (8/11/2022).

Pamekasan — Komunitas Literasi Civitas Kotheka menggelar launching buku berjudul “Jungkir Balik Kekuasaan Lalake'” di Pandapa Wakil Bupati Pamekasan, Selasa (8/10/2022).

Buku tersebut ditulis oleh perempuan bergelar doktor, Novie Chamelia dan penulis senior asal Sumenep, Joe Mawar.

Peluncuran buku kumpulan puisi dan cerpen ini dihadiri Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK), beberapa penulis dan budayawan.

Sang penulis buku, Novie Camelia menjelaskan, bahwa tujuan menulis karya ini adalah untuk mengajak masyarakat agar tidak membeda-bedakan jenis kelamin manusia.

Baca Juga:  Fraud Bank Syariah Sumenep, Tamparan Dunia Perbankan Madura

“Mari kita pandang perempuan dan laki-laki sebagai manusia, bukan dengan konotasi lain, agar tidak terbelenggu aturan sosial yang menyudutkan,” ungkapnya, Selasa (8/11/2022).

Doktor Ilmu Sosial itu menegaskan, manusia tanpa dipandang dari sisi jenis kelaminnya, mempunyai hak sosial yang sama.

Manusia, kata dosen Universitas Trunojoyo Madura itu, tidak boleh dikotak-kotakkan ke dalam golongan dan sifat tertentu semisal jenis kelamin, dan seterusnya.

“Saya ingin mengatakan bahwa laki-laki boleh curhat, boleh nangis, dan boleh cengeng, tidak apa-apa,” tuturnya.

“Betapa stresnya mereka jika tidak boleh curhat, sedangkan perempuan nangis sambil guling-guling kenapa boleh? Ini tidak adil justru,” tambahnya.

Baca Juga:  Mendiskusikan Kerancuan: Mengapa Berita "Buruk" Gratis dan Kabar "Baik" Berbayar (?)

Sementara itu, Joe Mawar, menyampaikan bahwa selama ini, ada pandangan-pandangan tidak adil antara perempuan dan laki-laki.

Untuk menghilangkan pandangan ini, butuh kesadaran bersama. “Jika perempuan minta cerai misalnya, ya, sah-sah saja, yang penting ada dasar masalahnya,” paparnya.

Selain ada unsur pemerintahan, juga ada perwakilan Fatayat NU Pamekasan, komunitas literasi, dan  Pengurus Ponpes Banyuanyar dan Ponpes Al-Amien Prenduan Sumenep yang hadir pada acara ini.(rif/ky)