web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Display 17 Agustus _20250601_164350_0003
Display 17 Agustus _20250601_164349_0000
Display 17 Agustus _20250601_164350_0005
Display 17 Agustus _20250601_164350_0002
Display 17 Agustus _20250601_164350_0004
Display 17 Agustus _20250601_164350_0001

FKUB Sumenep Sesalkan Pencabutan Label Gereja di Tenda Pengungsi Cianjur, Kiai Qusyairi: Indonesia Itu Satu Tubuh!

Media Jatim
Kerukunan Umat
(Dok. Media Jatim) Ketua FKUB Sumenep KH. Qusyairi Zaini.

Sumenep — Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumenep menyesalkan pencabutan label bantuan gereja di tenda pengungsi korban gempa Cianjur beberapa hari lalu.

Ketua FKUB Sumenep KH. Qusyairi Zaini mengatakan, pencabutan label semacam itu seharusnya tidak boleh terjadi.

Sebab, peristiwa yang menimpa Cianjur adalah musibah bersama, dan warga semestinya saling bergandengan tangan tanpa melihat “label dan cap” untuk membantu memulihkan jiwa yang trauma dan beban sengsara yang diderita para korban.

“Siapa pun boleh mengulurkan tangan untuk berempati dan membantu saudaranya yang sedang tertimpa musibah, karena musibah itu turun tanpa melihat identitas agama,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Senin (28/11/2022).

Menurut Kiai Qusyairi, dalam konteks berbangsa dan bernegara, manusia Indonesia ini ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit maka sakit pula seluruh anggota tubuh yang lain.

Baca Juga:  Mengerucut pada Tiga Nama

“Terjadinya musibah di Cianjur pada 21 November 2022 lalu, maka sudah seharusnya seluruh elemen bangsa memiliki rasa empati dan rasa peduli untuk membantu mereka,” jelasnya.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030

Pengasuh Ponpes Hidayatul Ulum, Desa Gadu Barat, Kecamatan Ganding itu menegaskan bahwa semua pihak harus belajar untuk tidak selalu saling mencurigai satu sama lainnya, terlebih pada saat dalam kondisi berduka.

“Saatnya kita bersatu untuk membangun negeri ini agar bisa lebih maju dan bangkit dari keterpurukan. Para pendahulu kita telah mencontohkan bagaimana mereka saling bergandengan tangan membangun NKRI ini tanpa sekat-sekat ras, suku dan agama,” terangnya.

Baca Juga:  Pemkab Bangkalan Rilis "Dukacita" untuk Bupati R Abdul Latif dan Lima Kepala OPD yang Ditahan KPK

Alumnus Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk itu juga mengutip perkataan Gus Dur, bahwa tidak penting apa agama ataupun suku seseorang. Jika mereka bisa melakukan sesuatu yang baik kepada semua orang maka orang tidak akan bertanya apa agama mereka.

“Terakhir, saya mengajak seluruh elemen masyarakat agar bersama-sama membantu para korban bencana alam di Cianjur baik berupa bantuan moril, materil dan doa,” pungkasnya.(rif/ky)