Lepas Sambut Kepala SMA Negeri 1 Batuan, Halimurrahman Bertekad Kembalikan Kejayaan!

Media Jatim
Kepala SMAN Batuan
(Joni Suhartono/Media Jatim) Lepas Sambut Plt Kepala Sekolah yang lama, Moh. Sadik dan Kepala SMAN 1 Batuan yang baru, Halimurrahman, Rabu (21/12/2022).

Sumenep — SMA Negeri 1 Batuan Sumenep resmi memiliki kepala sekolah definitif, Rabu (21/12/2022).

Lepas Sambut dari pelaksana tugas (Plt) Kepala SMA Negeri 1 Batuan Moh. Sadik ke kepala definitif Halimurrahman digelar di sekolah.

Moh. Sadik, saat diwawancarai mediajatim.com, berharap, kepala sekolah yang baru harus kerja keras dan membawa SMA Negeri 1 Batuan menjadi lebih besar.

“Kepala sekolah yang baru juga harus memiliki manajemen yang bagus, tanpa itu akan amburadul, karena setiap lembaga pendidikan banyak hal yang dikelola,” tuturnya, Rabu (21/12/2022).

Sadik mengatakan, dari kacamata jumlah siswa, SMAN 1 Batuan memang kecil. “Tetapi, dari sisi manajemen, ini adalah sesuatu yang besar, mengatur banyak orang sulit jika tidak memiliki keterampilan,” paparnya.

Baca Juga:  Inilah Tips Puasa Sehat Menurut Ahli Gizi RSUD Smart Pamekasan

Kepala SMAN 1 Batuan Halimurrahman bertekad untuk membawa kejayaan sekolah seperti pada tahun 2014. “Untuk itu, kita butuh bantuan semua pihak, dan kita harus kompak untuk meningkatkan mutu,” ungkapnya.

Dia juga mengatakan akan meningkatkan keunggulan sekolah, yang salah satunya berupa program Sekolah Adiwiyata.

“Saya juga akan memberikan pemeliharaan tanaman-tanaman yang sudah lenyap, karena faktor kekeringan, dan akan mengembalikan prestasi-prestasi sekolah ini ke depan,” tukasnya.

Terpisah, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Sumenep Syamsul Arifin meminta agar sekolah memakai analisis Strength, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT).

Baca Juga:  432 Siswa Baru Ikut MPLS SMAN 2 Sumenep, Kepsek Soroti Praktik Bullying di Sekolah

“Satu contoh, kekuatan, di sini kekuatannya banyak, guru bagus, sarana dan prasarana ada, dan kemelemahannya apa, diatasi dan dicarikan solusi,” jelasnya.

Setelah itu, kata Arifin, baru ke arah apa peluang yang bisa diperoleh dari analisis SWOT tersebut. “Kalau SWOT ini ditekuni dan diaplikasikan, maka Insyaallah kelemahan akan bisa diatasi,” sebutnya.

Bahkan, Arifin memberikan skema yang yang konkret. Salah satunya, setiap guru harus mampu membawa 10 siswa untuk masuk jika masalahnya atau kelemahannya adalah jumlah murid.

“Saya berharap, sekolah ini kompak, bekerja sama, dan mengolah apa kekuatannya, dan mengatasi kelemahannya,” pungkasnya. (*/ky)