Cerita Ra Abbas Katandur dalam Menebar Dakwah di Jalanan

Media Jatim
8
(Dok. Media Jatim) Ra Abbas Muhammad Katandur saat bersama Pengurus Sajak di Pantai Jumiang, Rabu (25/1/2023).

Pamekasan — Madura beruntung punya banyak pesantren yang berperan besar dalam membentuk kehidupan masyarakat berlandaskan nilai-nilai keislaman.

InShot_20241111_121036630
InShot_20241111_154314461

Dari pesantren-pesantren inilah, lahir kiai-kiai dan tokoh agama bersahaja, kharismatik dan peduli pada umat.

Salah satu kiai kharismatik itu bernama Abbas Muhammad Katandur. Ra Abbas, begitulah banyak orang memanggilnya, adalah tokoh agama yang punya kepedulian tinggi pada masyarakat.

Dia tak seperti kiai pada umumnya yang selalu berdakwah dari mimbar-mimbar masjid, di panggung-panggung pengajian, atau di forum-forum keagamaan.

Baca Juga:  BAANAR Pamekasan Waspadai Gerakan Anak Yatim Terjerat Narkoba

Dakwahnya Ra Abbas justru di jalanan. Lora muda dari dhalem timur Pondok Pesantren Banyuanyar itu sudah lama mendampingi para bikers di Pamekasan melalui komunitasnya, Saresehan dan Shalawat Jalanan Katandur (Sajak).

Dinas lingkungan hidup kabupaten sumenep_20241112_113109_0000

Ra Abbas bercerita, saat awal-awal menghimpun pencinta motor, beliau blusukan ke warga di Pamekasan.

“Saya juga pernah ngopi dan main domino bersama masyarakat,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Rabu (25/1/2023).

Hal itu dilakukan karena, kata Ra Abbas, pesantren harusnya memang leluasa masuk di semua lini kehidupan masyarakat tanpa membeda-bedakan status sosialnya. Sehingga ajaran Islam dapat tersampaikan secara baik ke semua kalangan.

Baca Juga:  Penangguhan Regulasi Pemain U-23, Manajemen Semen Padang FC Retak

“Kami ingin menebarkan kedamaian Islam tanpa harus membuang identitas masing-masing anggota di Komunitas Sajak, yang identik dengan anak motor,” jelasnya.

Menurut Ra Abbas, umat Islam memang harus bersatu meski dengan latar belakang yang berbeda. “Bersama dalam keberagaman,” pungkasnya.(rif/faj)