Bangkalan — Linda Febrianti, pesilat asal Dusun Dander, Desa Manduro, Kecamatan Kabuh, Jombang yang dikenal rajin meraih prestasi. Bahkan, dia sudah mampu merebut medali sejak pertama kali ikut kompetisi pencak silat.
Linda mengungkapkan, dirinya terjun ke dunia pencak silat karena silau dengan prestasi kakaknya yang juga seorang pesilat. Sehingga dia memilih konsisten belajar ilmu bela diri sejak kelas XI SMA. Perguruan Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa menjadi pilihan untuk tempat belajar.
“Karena termotivasi dari prestasi kakak. Kemudian saya izin ke orang tua untuk mengikuti langkahnya,” kata Linda kepada mediajatim.com, Kamis (26/1/2023).
Prestasi pertama Linda sebagai pesilat diraih saat Kejuaraan Pagar Nusa Cup III yang diselenggarakan oleh Pengurus Anak Cabang (PAC) PSNU Kesamben. Kala itu, Linda berhasil jadi juara pertama di kelas Remaja D Putri.
“Waktu itu baru pertama kali ikut kejuaraan. Alhamdulillah, juara satu,” tutur Linda.
Prestasi terbaru, mahasiswi Sosiologi di Universitas Trunojoyo Madura (UTM) itu mampu membawa pulang medali perunggu dari Kejuaraan Cabang Olahraga Pencak Silat Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Nahdlatul Ulama (NU) di Surakarta, Jawa Tengah, (21/1/2023) lalu.
Tidak hanya itu, sebelumnya perempuan kelahiran Jombang itu juga pernah menyabet juara pertama saat mengikuti Kejuaraan dan Festival Silat Piala Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kediri.
Namun, Linda menambahkan, prestasi yang telah diraih tidak membuatnya besar kepala dan lupa diri. Dirinya tetap konsisten mengasah dan meningkatkan kemampuannya.
“Saya juga sadar bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari jasa pelatih, senior dan orang tua yang telah mendidik dan mendukung,” tambahnya.
Atlet berusia 19 tahun tersebut juga bercerita soal pengalaman yang dianggapnya paling berkesan selama mengikuti kompetisi. Menurutnya, yakni saat mengikuti Porseni NU beberapa hari yang lalu. Sebab, sejak seleksi sudah banyak tantangan baru yang harus dilewati.
“Sempat menargetkan juara pertama, tapi saya kurang fokus, sehingga sering melakukan kesalahan,” akui Linda.
Pengalaman tersebut, kata Linda, akan dijadikan bahan evaluasi untuk menghadapi kompetisi selanjutnya.
“Itu pelajaran berharga bagi saya,” tukasnya. (hel/zul)