Pamekasan — Empat sekolah dasar (SD) di Pamekasan mengeluarkan surat edaran (SE) berkaitan dengan isu penculikan anak.
SE tersebut berisi imbauan agar wali siswa berhati-hati dan mengantisipasi dugaan percobaan penculikan anak.
Edaran tersebut memantik perhatian akademisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, Mohammad Elman.
Dia menilai SE tersebut adalah bulliying massal dari lembaga pendidikan, dan tidak seharusnya dilakukan dalam situasi seperti saat ini.
“SE ini menyerang secara psikis siswa dan wali siswa, dan tidak layak dilakukan oleh lembaga pendidikan, sebab menambah keresahan masyarakat,” ungkapnya, Selasa (31/1/2023).
Selain itu, mantan aktivis PMII itu berharap Dewan Pendidikan (DP) dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan segera turun tangan untuk memberikan semangat pada pengelola lembaga pendidikan.
Semangat dimaksud, kata Elman, adalah rasa aman, rasa nyaman, bukan justru menambah kekhawatiran.
“Jika ini terus dibiarkan, maka ini bisa menjadi penyakit yang akan menggerogoti masyarakat dan terus mengeruhkan kondisi,” ucapnya.
Alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan itu mengatakan, sampai detik ini belum ada penangkapan terhadap pelaku penculikan anak di Pamekasan.
Namun, sekolah sudah terburu-buru mengeluarkan SE yang justru menambah kekhawatiran.
“Jika pun ada, maka Polres lah yang harus bertindak cepat mengatasi persoalan tersebut, maka sekolah semestinya mencari formulasi pencegahan yang tidak menambah kekhawatiran,” pungkasnya.(rif/ky)