Sumenep, mediajatim.com – Perempuan berinisial MR, yang menjadi korban pembunuhan suaminya sendiri di Desa Saseel, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, pada Selasa (7/2/2023) lalu, dikenal sebagai orang yang sopan dan beradab.
Kesaksian ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Desa (Sekdes) Saseel, Kecamatan Sapeken, Pardiyanto. Menurutnya, perempuan berusia 21 tahun itu, sangat ramah saat berinteraksi dengan para tetangga-tetangganya.
Meski ia baik berperilaku, kata Pardiyanto, sayang tidak punya nasib yang baik dalam aspek ekonomi.
“MR lahir dari keluarga yang kurang mampu, kondisinya cukup memprihatinkan. Bapaknya bekerja sebagai nelayan dan ibunya sebatas mengurus rumah tangga,” jelasnya, Kamis (23/2/2023).
Pak Carek, panggilan warga setempat untuk Sekdes, menuturkan, dari saking tidak mampunya, proses pendidikan MR terputus di tengah jalan. Ia hanya tamat di Sekolah Dasar (SD).
“Mungkin kalau tidak tersandung oleh kondisi perekonomian keluarga, korban pasti melanjutkan hingga jenjang pendidikan yang lebih tinggi,” imbuhnya.
Sebagai lulusan SD, lanjut Pardiyanto, MR tak punya pekerjaan seperti perempuan-perempuan karir pada umumnya, bahkan hingga ia menikah. “Saat menikah, ia hanya menjadi ibu rumah tangga biasa,” tukasnya.
Sementara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya, sambung Pardiyanto, suaminya bekerja sebagai kuli bangunan. “Selama tujuh tahun mereka hidup bersama,” ungkapnya.
Pak Carek itu juga merasa prihatin dan tak habis pikir, mengapa suaminya itu tega membunuh MR.
Menurut Pardiyanto, saat ini kondisi keluarga korban sangat berduka. “Kami sebagai Pemerintah Desa (Pemdes) terus memberikan pendampingan,” tambahnya.
Ibu korban, Maryani, berharap suami sekaligus pembunuh anaknya itu, dihukum seberat-beratnya oleh pihak yang berwajib. “Pelaku pembunuh anak saya harus mendapat hukuman yang setimpal,” singkatnya kepada mediajatim.com, Kamis (23/2/2023).(mj11/faj)