Pertama, nama desa ini adalah Desa Pulau Mandangin. Bukan Desa Mandangin. Kata “pulau” juga melekat secara administrasi, yakni, Desa Pulau Mandangin.
Desa ini masuk teritorial Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, Madura. Terletak di tengah laut selatan Sampang.
Kedua, untuk menuju Pulau Mandangin, warga umumnya naik perahu motor dengan dua mesin di Pelabuhan Tanglok, Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Sampang.
Perahu ini bisa juga mengangkut sepeda motor. Ongkos Rp15 ribu per orang dan Rp35 ribuan untuk orang sekaligus sepeda motor.
Ketiga, perjalanan dari Tanglok ditempuh sekitar 1 jam 53 menit. Saya berangkat pukul 07.49 WIB, sampai ke Pelabuhan Mandangin pukul 09.04 WIB.
Jadwal perahu hanya ada tiga waktu setiap harinya. Pagi sehabis subuh[¹], pukul 06.00 WIB[²] dan siang pukul 10.00 WIB[³].
Keempat, penduduknya sangat padat. Pulau kecil ini dihuni sekitar 21 ribu jiwa. Di mana-mana rumah berdempetan. Bahkan, harga tanah tembus Rp1,2 juta per satu meter persegi–karena faktor padatnya hunian.
Panjang Pulau Mandangin dari barat ke timur sekitar 3 kilometer dan utara-selatan kurang lebih 1 kilometer.
Kelima, mayoritas penghuninya adalah lulusan pesantren. Baik pesantren lokal Sampang maupun luar Madura.
Jadi, pemandangan warga memakai sarung, berkarakter ramah, baik dan islami, mendominasi dan mudah ditemui di Mandangin.
Keenam, mendapat keistimewaan dalam mengelola organisasi. Di sini, mayoritas warganya adalah anggota Nahdlatul Ulama (NU).
Meskipun secara administrasi adalah desa, organisasi ke-NU-an di sini memakai tingkatan setara kecamatan. MWCNU, PAC GP Ansor, PAC IPNU-IPPNU dan seterusnya.
Ketujuh, meskipun pulau ini cukup kecil, ada bank kas dan toko modern semacam basmalah dan alfamart.
Kedelapan, air untuk mandi sedikit asin. Itu akan dirasakan saat hendak berkumur dan sikat gigi di kamar mandi warga.
Ada penyulingan air laut menjadi tawar, namun, sudah rusak dan tidak beroperasi lagi sejak 2017 silam sampai saat ini.
Kesembilan, Mandangin terdampak langsung operasi pengeboran migas PT. Husky Cnooc Madura Limited (HCML). Karenanya, infrastruktur, pemberdayaan dan lain sebagainya banyak di-support oleh HCML.
Kesepuluh, jadi tempat wisata. Pulau Mandangin punya tiga spot wisata: Pantai Pasir Putih di sisi barat pulau, Bangsacara wisata religi di sisi utara, dan Candin wisata batu laut di sisi timur.
Kesebelas, masyarakat Mandangin terbilang sejahtera. Rumah penduduk rata-rata bagus dan besar dibanding ukuran rata-rata rumah orang Madura.
Warga di sini banyak yang merantau ke Arab Saudi, Malaysia dan Jakarta. Sebagiannya lagi menjadi nelayan. Itulah pencaharian warga yang mendongkrak ekonomi dan pembangunan rumah di sini.
Kedua belas, ada 9 SD, satu SMK dan SMP, tiga MTs, tiga pondok pesantren, lima masjid dan lima Madrasah Ibtidaiah (MI).
Ke tiga belas, listrik menyala 24 jam dengan menggunakan PLTD. Ini salah satu infrastruktur yang juga mendorong perkembangan Pulau Mandangin sejak 2012; pertokoan, percetakan dan bank.(*)
*Ongky Arista Ujang Arisandi, Pemimpin Redaksi Media Jatim.