InShot_20250612_093447937

Mandiri Taspen: Istri yang Ditinggal Mati Harus Urus Keterangan Janda untuk Cairkan Dana Pensiunan ASN

Media Jatim
Taspen
(Helmi Yahya/Media Jatim) Kantor Mandiri Taspen Bangkalan.

Bangkalan, mediajatim.com — Seorang istri yang hendak mencairkan dana pensiunan suaminya yang sudah meninggal, tidak boleh menikah lagi dan harus mengantongi surat menjanda

InShot_20250611_121708493
InShot_20250611_121725186
InShot_20250611_121808313
InShot_20250611_121920141
InShot_20250611_121834221

Jika menikah lagi dan tidak punya keterangan menjanda, uang pensiunan itu tidak akan bisa dicairkan.

InShot_20250611_121151641

Salah seorang petugas pelayanan Bank Mandiri Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen) Bangkalan, Chairul Fuad, mengungkapkan, ada tiga jenis dana pensiunan untuk ASN yang wafat, yakni wafat aktif, purna, dan punah.

“Beda jenis pensiunan maka beda pula persyaratannya, karena nanti, gaji pensiunannya juga beda nominalnya,” katanya, Kamis (9/3/2023).

Berkas yang pasti diserahkan sang istri adalah berkas administrasi tentang ke-ASN-an dan bukti atau keterangan kematian sang suami.

Baca Juga:  Jurnalis Pamekasan Gelar Acara Bersama, Diskusikan Kebebasan Pers dan Pembangunan Pamekasan

Kemudian, empat bulan setelah suami meninggal, pihak istri harus mengurus surat keterangan menjad janda.

“Setelah empat bulan harus mengurus surat janda, dan penerima pensiunan tidak boleh menikah lagi,” jelasnya.

Berkas pengajuan harus dilakukan sendiri oleh istri atau atau suami (bilamana yang meninggal adalah pihak istri) yang bersangkutan ke kantor layanan Taspen.

“Kami dapat banyak permintaan untuk membuka layanan keliling lagi, ini segera kami siapkan,” tuturnya.

Salah seorang janda ASN di Kecamatan Kamal, Rini Puji Astuti, membantah statement pegawai Mandiri Taspen tersebut.

Dia mengatakan tidak mengurus secara mandiri dana pensiunan tersebut. “Saya tidak ikut mengurus berkasnya, yang menyiapkan dari BKPSDA,” ungkapnya, Kamis (9/3/2023).

Baca Juga:  Kades Ingin Perpanjang Masa Jabatannya, Sosiolog UTM: Lebih Banyak Mudaratnya

Rini juga mengaku tidak tahu pasti jumlah yang seharusnya diterima, dan dia perlu mengikuti tes wawancara dan menyelesaikan beberapa tanda tangan untuk pengurusan dan pengajuan untuk pertama kalinya.

“Saya tidak tahu apa saja yang bisa saya dapatkan, cuma sampai sekarang saya dapat Rp1,6 juta setiap awal bulan,” bebernya.

Menanggapi itu, sekretaris BKPSDA Bangkalan Ari Murfianto menjelaskan, pihaknya hanya mengeluarkan SK pensiun ASN yang bersangkutan.

Sementara untuk Surat Keterangan Pemberhentian Pembayaran (SKPP) ASN yang meninggal dikeluarkan oleh instansi atau lembaga terkait–tempat ASN bersangkutan bekerja.

“Kami hanya menguruskan SK pensiunannya saja, sisanya hanya menyediakan fasilitas di pelayanan mobil Taspen,” jelasnya.

Jika SK pensiun dan SKPP sudah keluar, yang bersangkutan bisa melakukan pengajuan ke Taspen.

“Kami hanya membantu mengecek berkas administrasinya untuk kebutuhan SK,” pungkasnya.(hel/ky)