PERIODE II

Habiskan Rp70 Miliar, Aktivasi Sentra IKM Bangkalan Hanya Sebatas Janji

Media Jatim
Sentra IKN Bangkalan
(Helmi Yahya/Media Jatim) Gedung Sentra IKM di akses Suramadu Desa Baengas, Kecamatan Labang, Bangkalan, Rabu (29/3/2023).

Bangkalan, mediajatim.com — Pembangunan gedung Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Bangkalan dekat akses Suramadu, Desa Baengas, telah rampung sejak akhir 2022 lalu.

Hal ini dibenarkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan (Disperinaker) Bangkalan Qorry Yuniastuti.

Menurutnya, gedung Sentra IKM Bangkalan memang sudah selesai dibangun 100 persen pada Desember tahun lalu.

Kata Qarry, pembangunan gedung Sentra IKM Bangkalan tersebut dilakukan secara bertahap sejak tahun 2017. Hingga rampung, gedung tersebut menelan anggaran Rp70 miliar.

Adapun rinciannya, lanjut Qarry, pada tahun 2017 anggaran yang turun Rp10 miliar, 2019 sekitar Rp3 miliar, 2021 Rp21 miliar dan 2022 Rp36 miliar.

Baca Juga:  138 BUMDes di Sampang Belum Berbadan Hukum, DPMD Sebut Politik Desa Jadi Hambatan Utama

“Pada tahun 2018 sebenarnya anggarannya juga turun, yakni Rp6 miliar. Namun di tahun itu proyek pembangunannya tidak terealisasi,” tuturnya.

Sementara untuk sumber anggarannya, terang Qarry, berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK).

Pada tahun 2021 dan 2022 Sentra IKM Bangkalan sudah dijanjikan akan aktif melakukan sejumlah kegiatan, tetapi tidak pernah terealisasi hingga hari ini.

Ditanya kapan gedung Sentra IKM Bangkalan tersebut akan diaktivasi, Qorry mengaku akan melakukan grand opening saat proses pemeliharaan selesai.

“Tahun ini, kami berencana akan menjadikan Sentra IKM sebagai tempat pemasaran, rumah produksi, juga wisata edukasi dan budaya. Jadi keinginan kami segala kegiatan OPD yang berbentuk event bisa ditempatkan di sana,” ujarnya.

Baca Juga:  Musda Golkar Bangkalan, Mathari Terpilih Aklamasi

Namun, ungkap Qarry, gedung tersebut kini masih memiliki kekurangan. Salah satunya, sarana prasarana seperti alat produksi belum dimiliki. Sementara ini, alat yang lengkap hanya pada satu komoditi, yakni kerajinan batik.

“Prioritas kami memang komoditi kerajinan batik, karena yang paling besar adalah potensi batik. Kami juga memiliki komoditi kerajinan tali agel, kerajinan bambu dan besi, tapi belum lengkap mesinnya,” pungkasnya. (hel/faj)