Surabaya, mediajatim.com – Beberapa pekan terakhir, hubungan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Dardak dikabarkan memanas. Hal itu bermula dari keputusan putra Khofifah, Ali Mannagalli Parawansa yang keluar dari Partai Demokrat Jawa Timur, per 8 Maret 2023.
Keputusan Ali mundur dari partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu diunggah di sosial media pribadinya. Khofifah dan Emil Dardak yang merupakan Ketua Partai Demokrat Jawa Timur, dinilai langsung kurang harmonis.
Potensi ketidakharmonisan itu, tampaknya tidak mempengaruhi profesionalitas Khofifah dan Emil Dardak selaku Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur. Sebab, keduanya tetap menjalankan tugas semaksimal mungkin.
Hal itu terlihat musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) pada RPJMD 2019-2024 di Surabaya, Kamis kemarin (13/4/2023).
“Tahun ini merupakan tahun terakhir saya dan Pak Wagub memimpin Musrenbang pada RPJMD 2019-2024. Izinkan kami meminta maaf jika ada hal yang belum maksimal. Tapi izinkan kami juga menyampaikan, bahwa poin-poin pembangunan yang kami rancang dan kami laksanakan Insya Allah berdampak pada kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur,” terang Khofifah.
Khofifah mengajak berbagai elemen masyarakat untuk tidak tersita dengan informasi-informasi politik terkait dirinya dan Emil Dardak. Pihaknya memastikan tidak ada kerenggangan dan “tetap mesra” dalam menjalankan roda pemerintahan Jawa Timur.
“Berbagai prestasi telah kita capai, berbagai program strategis nasional selesai tahun 2022. Ada beberapa yang insya Allah selesai tahun 2023 dan 2024. Semoga membawa manfaat dan keberkahan,” tegas Khofifah. (*/nam)