web media jatim
IMG-20250416-WA0052

LSD Serang Sapi, Petugas Keswan Imbau Peternak Lakukan Vaksinasi dan Desinfeksi Kandang

Media Jatim
LSD
(Ongky Arista UA/Media Jatim) Petugas Kesehatan Hewan Ibnun Nafi (kiri) menyuntik sapi di Desa Somalang, Kecamatan Pakong, Senin (17/4/2023).

Pamekasan, mediajatim.com — Penyakit kulit atau Lumpy Skin Disease (LSD) kini merebak di Pamekasan, dan salah satu kasus sudah terjadi di Kecamatan Pakong.

IMG-20250502-WA0096

Pemyakit yang menyerang sapi dan kerbau ini ditemukan pertama kali pada 1929 di Afrika Selatan. Lalu menyebar cepat ke Asia pada 2019 dan ditemukan di Provinsi Riau pada 2022.

Inseminator dan Paramedik di Kecamatan Pakong Ibnun Nafi menerangkan, gejala LSD ini bisa dilihat pada kulit sapi.

Baca Juga:  Bronto Seno Sindir Kadishub Soal Mancing di Tengah Pandemi Covid-19

“Muncul bintik-bintik pada sekujur kulit sapi,” ungkapnya, Senin (17/4/2023).

Pengobatan sapi yang diserang LSD ini bisa dilakukan segera dengan cara berkonsultasi kepada petugas kesehatan hewan (Keswan) di wilayah setempat.

578d6c76e1a649b880d7adeecca99cd7
IMG-20250416-WA0053
IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030

“Saya sempat menangani di Desa Somalang, dan sebelum melakukan penanganan saya konsultasi terlebih dahulu ke dokter hewan atau penyelia saya yaitu dokter Bismi,” paparnya.

Langkah antisipasi yang harus dilakukan ialah dengan desinfeksi kandang secara rutin dan pengendalian serangga seperti lalat dan nyamuk yang ada di dalam kandang sapi atau kerbau.

Baca Juga:  Aliansi BEM Pamekasan Demo ke Gedung DPRD: Kawal Putusan MK dan Tolak PP 28 Tahun 2024!

Langkah ini diperlukan sdbab penyakit hewan yang pertama kali ditemukan di Indonesia pada 2022 ini juga menular melalui serangga.

“Pisahkan segera sapi yang terkena LSD dengan sapi yang sehat, sehingga tidak menular, dan sapi yang sudah terkena ini harus segera divaksinasi,” pungkasnya.(*/ky)