Pamekasan, mediajatim.com — Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan hanya mampu menyediakan 700 vaksin dan obat-obatan untuk Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sementara waktu ini.
Vaksin dan obat PMK ini akan dipakai DKPP untuk mengantisipasi semakin merebaknya virus Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang sapi.
Kepala DKPP Pamekasan Ajib Abdullah menerangkan, sementara waktu ini, pihaknya baru mampu menyediakan vaksin dan obat PMK untuk mengantisipasi LSD menjelang Iduladha 1444 Hijriah.
“Vaksin dan obat PMK ini akan dikirim ke sejumlah pedagang sapi sehingga harapannya, sapi bisa sehat,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Jumat (12/5/2023).
Pemerintah daerah, lanjut Ajib, belum bisa menganggarkan vaksin LSD karena APBD 2023 sudah selesai dibahas.
Sehingga, DKPP hanya mampu mengajukan kebutuhan vaksin LSD ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur.
“Vaksin khusus LSD ini akan dikirim oleh Pemprov dalam minggu ini, belum diketahui berapa jumlahnya, dan untuk alat suntiknya kita punya 100 ribuan, jadi nanti tinggal dipakai saja, sementara ini kita pakai vaksin dan obat PMK dulu,” terangnya.
Mantan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Pamekasan itu juga meminta peternak untuk swadaya membeli vaksin sampai distribusi antivirus LSD dari Pemprov Jatim turun ke Pamekasan.
“Setelah vaksinnya dikirim minggu depan, akan kami salurkan,” jelasnya.
Sementara upaya antisipatif selain dengan cara vaksinasi, lanjut Ajib, petugas sudah menyosialisasikan kepada peternak agar segera memberi informasi bila ada ternak yang terjangkit LSD sehingga segera didatangi oleh petugas.
“Ternak di sekitarnya akan kami cek juga, sebab LSD ini menularnya lewat serangga, semacam lalat dan nyamuk dan tentu berpotensi terkena juga sapi sekitar,” paparnya.
Salah seorang warga Desa Seddur, Kecamatan Pakong, Achmad Munir, berharap vaksinasi dari pemerintah segera disalurkan kepada para peternak.
“Saya trauma kalau soal penyakit ternak yang menular, sebab, sapi saya dulu mati terkena PMK, dan semoga tidak terjadi lagi,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Jumat (12/5/2023).
Jika belum ada vaksin, kata Munir, setidaknya ada petugas yang menyosialisasikan tindakan pertama yang harus dilakukan saat hewan ternak terjangkit LSD.
“Jadi kalau sudah tahu, saya tinggal melakukan tindakan cepat, agar penyakitnya tidak tambah parah,” pungkasnya.(rif/ky)