Sumenep, mediajatim.com — Sejumlah pemuda yang mengatasnamakan Aliansi Amanat Rakyat (AAR) melakukan aksi demonstrasi ke Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep, Rabu (26/7/2023).
Mereka menuntut DKPP untuk mengusut tuntas hingga akar-akarnya kasus penyeludupan 18 ton pupuk subsidi pada Maret 2023 lalu yang diaktori oleh Ketua PPS Aengbaja Kenek Moh. Wardiyanto.
Koordinator aksi, Hasyim, meminta DKPP Sumenep melakukan empat hal. Pertama, menonaktifkan Kelompok Tani Bintang Karya Desa Aengbaja Kenek, Kecamatan Bluto.
Kedua, mencopot jabatan Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Konstratani Kecamatan Bluto karena tidak mampu membina kelompok tani Bintang Karya di wilayahnya.
Ketiga, mengevaluasi semua Kelompok Tani di Kecamatan Bluto. Keempat, Kepala DKPP Sumenep Arif Firmanto harus bertanggung jawab atas pernyataannya yang menyebutkan bahwa pupuk yang diselundupkan itu bukan dari Sumenep.
“Padahal fakta persidangan saat audiensi dengan Kasi Pidum Kejakasaan Negeri Sumenep pada 24 Juni 2023 kemarin, terdakwa Moh. Wardiyanto mendapatkan pupuk dari Kelompok Tani Bintang Karya dan petani di Kecamatan Bluto,” jelas Hasyim.
Berdasarkan penelusuran mediajatim.com, Arif Firmanto memang mengeluarkan statement di media massa bahwa pupuk itu tidak dari Sumenep.
“Kami punya data distributor, ketika kami lihat ternyata tidak ada identitas dari Sumenep pupuk bersubsidi itu. Maka kami pastikan itu pupuk luar Sumenep,” terangnya di salah satu media tertanggal 23 Maret 2023.
Sementara Kepala DKPP Sumenep Arif Firmanto mengelak dan mengaku tidak pernah mengatakan bahwa pupuk yang diselundupkan itu berasal dari luar Kota Keris.
“Saya tidak pernah mengatakan hal itu, tidak mungkin saya mendahului hasil penyelidikan” ujarnya, Rabu (26/7/2023).
Terlepas itu, Arif mengatakan siap mengawal serta memenuhi semua tuntutan massa aksi, bahkan, apabila BPP Konstratani Kecamatan Bluto terbukti bersalah, pihaknya siap untuk langsung memberikan sanksi.(mj17/ky)