Banner Iklan Media Jatim

Kisah Kasat Lantas Polres Pamekasan Selamat dari Bom di Aceh Berkat Doa Ibunya

Kasat Lantas
(M. Arif/Media Jatim) Kasat Lantas Polres Pamekasan AKP Suryono, Senin (21/8/2023).

Pamekasan, mediajatim.com — Tidak sedikit orang yang meyakini dan mengandalkan doa seorang Ibu untuk menghadapi situasi-situasi sulit dalam perjalanan hidupnya.

Dari sekian banyak orang tersebut, salah satunya adalah Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polres Pamekasan baru AKP Suryono. Baginya doa Ibu bagai mantra yang bisa mengubah takdir buruk menjadi bagus.

Salinan dari atas dedikasinya selama 5 tahun, menggagas banyak terobosan, menciptakan program-program lompatan dan berguna bagi masa depan Pamekasan_20230925_204820_0000
20230925_204733_0000
20230925_203345_0000

Suryono adalah Kasat Lantas Polres Pamekasan, menggantikan AKP Mohammad Munir yang dimutasi menjadi Kasubbaganev Bagbinopsnal Ditlantas Polda Jawa Timur pada 6 Juli 2023 lalu.

“Saya seperti sekarang berkat doa-doa orang tua yang selalu terucap memenuhi langit, kalau bukan berkat mereka berdua, terutama Ibu, saya mungkin tidak seperti sekarang,” ungkap Suryono kepada mediajatim.com, Senin (21/8/2023).

atas dedikasinya selama 5 tahun, menggagas banyak terobosan, menciptakan program-program lompatan dan berguna bagi masa depan Pamekasan_20230925_173636_0000
Salinan dari atas dedikasinya selama 5 tahun, menggagas banyak terobosan, menciptakan program-program lompatan dan berguna bagi masa depan Pamekasan_20230925_193350_0000
Salinan dari atas dedikasinya selama 5 tahun, menggagas banyak terobosan, menciptakan program-program lompatan dan berguna bagi masa depan Pamekasan_20230925_231001_0000

Suryono mengakui bahwa dirinya bukan lahir dari keluarga kaya. Dia bercerita, bapaknya bekerja sebagai penangkap katak biru untuk dijual, dan itu tak seberapa untungnya untuk menghidupi empat orang anaknya 30 tahun yang lalu.

“Saya awalnya dagang tembakau pada 1994. Namun karena kondisi tembakau hancur akibat kebanjiran, maka saya hijrah ke Jakarta, menemui sepupu dengan ongkos kereta hasil penjualan anting Ibu saya yang dulu laku Rp19 ribu,” jelasnya.

Baca Juga:  Kemenag Sampang Launching Lapesa pada HUT Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia

Sampai di Ibu Kota, kata Suryono, dia tidak langsung bertemu dengan sepupunya. Hingga akhirnya harus tidur di trotoar depan Polda Metro Jaya Jaksel, karena tidak punya tempat tinggal.

“Saya masih ingat, dulu sempat menjadi tukang ojek dengan mengendarai motor orang Nganjuk, namanya Pandi, dan sampai sekarang masih tetap komunikasi,” ujarnya.

Lambat laun, lanjut Suryono, secara kebetulan bertemu dengan orang kaya yang ternyata seorang polisi. Si orang kaya ini menyuruhnya untuk mengurus burung. “Beberapa saat setelah itu, saya juga mendapat kesempatan bekerja di Jasa Marga,” ucapnya.

Lantas karena mungkin kasihan, tutur Suryono, di suatu waktu istri polisi kaya itu kemudian menyuruhnya untuk mendaftar anggota kepolisian.

Tak disangka, ternyata Suryono lolos. Hingga akhirnya berhasil menempuh pendidikan kepolisian di Ujung Pandang selama 11 bulan.

“Saya pernah bertugas di Mako Brimob, Kopassus, hingga menjadi pasukan Gegana dan sudah dikirim ke banyak wilayah, seperti ke Entikong, Ambon, Timor Timur, Irian, Batam, hingga Aceh,” ujarnya.

Baca Juga:  Ketika Santri Jadi Bupati

Suryono bercerita, saat bertugas di Aceh, dirinya pernah mengalami luka cukup parah di bagian lengan dan tangannya akibat kena bom ranjau mobil dan bekasnya masih ada hingga sekarang.

“Alhamdulillah masih selamat, meski harus dirawat di Rumah Sakit (RS) Polri Keramat Jati selama empat bulan enam hari. Namun hikmahnya pada saat itu saya juga tak sengaja ketemu dengan perempuan yang setia menemani saya hingga saat ini,” jelasnya.

Mantan Kasat Lantas Bondowoso itu meyakini bahwa ia berhasil selamat dari bom saat bertugas di Aceh karena doa-doa Ibunya.

“Makanya hingga saat ini, saya selalu rutin pulang ke Tulungagung untuk menemui Ibu. Kalau bukan berkat beliau, saya tidak mungkin seperti sekarang. Selagi masih hidup kita wajib berbakti kepada orang tua kita,” ujarnya.

Mendapatkan jabatan baru sebagai Kasat Lantas Polres Pamekasan, bagi Suryono, adalah tantangan tersendiri. “Saya harus lebih dekat dengan masyarakat sebab bersentuhan langsung dengan mereka,” tukasnya.

Karena itulah, Suryono berharap mendapat dukungan semua pihak dalam menjalankan tugas tersebut. “Agar Polri dan masyarakat bisa kompak dalam membangun kondusivitas demi kenyamanan bersama,” pungkasnya.(rif/faj)