Display 17 Agustus _20240829_131215_0000

Warga Sebut Pembangunan Gedung Baru RSUD Mohammad Noer Pamekasan Kurangi Daerah Resapan Air

Media Jatim
RSUD Mohammad Noer
(Dok. Media Jatim) Potret titik lahan pembangunan gedung baru RSUD Mohammad Noer Pamekasan di Desa Laden, Kecamatan Pamekasan.

Pamekasan, mediajatim.com — Pembangunan gedung baru RSUD Mohammad Noer di Desa Laden, Kecamatan Pamekasan, dikeluhkan warga.

Banner Iklan Media Jatim

Pasalnya, gedung baru rumah sakit milik Provinsi Jawa Timur (Jatim) itu dinilai berpotensi menambah durasi genangan banjir tahunan di wilayah sekitarnya.

Catatan mediajatim.com, Desa Laden dan Kelurahan Patemon, Kecamatan Pamekasan, masuk wilayah rentan banjir karena berada di sekitar aliran Kali Jombang.

Pada 2020, banjir melanda pada bulan Desember. Lalu 2021, banjir melanda bulan Januari, dan pada 2022, banjir datang pada Maret.

Salah seorang warga Kecamatan Pamekasan berinisial B mengatakan, bahwa titik pembangunan gedung baru RSUD Mohammad Noer adalah wilayah rentan banjir.

Baca Juga:  Prodi PAI dan HKI IAIN Madura Kini Terakreditasi Unggul, HES Bersertifikat Baik Sekali!

“Yang pasti genangan banjir akan berdampak pada sekitarnya, dulu tempat itu adalah lokasi banjir, bila ditimbun atau diuruk maka daerah sekitar gedung RSUD itu akan tergenang,” ungkapnya, Rabu (23/8/2023).

B menambahkan, wilayah pembangunan rumah sakit tersebut memang bukan titik resapan air, tetapi, ketika sudah dibangun akan mengurangi daerah resapan air.

IMG-20240908-WA0006
IMG-20240908-WA0007
IMG-20240907-WA0007

“Apalagi kalau hujan disertai pasang air laut, maka dipastikan air akan makin lama tergenang,” tambahnya.

Direktur RSUD Mohammad Noer Pamekasan Nono Ifantono tidak bisa dimintai keterangan. Telepon yang ditujukan kepadanya tidak direspon, Rabu (23/8/2023) pukul 15.48 WIB.

Baca Juga:  TV Analog Wilayah Jawa Timur Resmi Dimatikan, Masyarakat Madura Mengaku Belum Siap!

Sebelumnya, yakni pada 16 Agustus 2023, Nono menerangkan bahwa pengerjaan gedung sudah berlandaskan studi kelayakan (feasibility study).

“Salah satu yang kami lakukan yaitu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) agar tidak membuat kondisi sekitar yang dulunya banjir malah akan membuat semakin besar banjirnya,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Rabu (16/8/2023).

Nono menegaskan, dampak pembangunan gedung baru itu sudah dipikirkan matang-matang oleh konsultan agar proyek tersebut tidak menyebabkan masalah baru.

“Nanti akan ada pengerukan secara rutin di ruas sungai provinsi itu sebelum musim hujan datang, hal itu dilakukan agar tidak terjadi penyempitan sungai,” pungkasnya.(rif/ky)