web media jatim
Brosur UIJ Sosial Media-01
Segenap pimpinan dan karyawan_20250605_201559_0000
10_20250605_164323_0009
3_20250605_164323_0002
5_20250605_164323_0004
Display Pancasila dan Lebaran 2024_20250605_233152_0000

Kasus Kekerasan Seksual di Sampang Meningkat, Aktivis Desak Dinsos P3A Bentuk Satgas PPA

Media Jatim
Seksual
(Dok. Media Jatim) Ketua Kopri PC PMII Sampang Wasilah.

Sampang, mediajatim.com — Kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di bawah umur di Sampang selama tiga tahun terakhir ini semakin meningkat.

2_20250605_164322_0001
7_20250605_164323_0006
4_20250605_164323_0003
12_20250605_164323_0011
1_20250605_164322_0000

Berdasarkan data yang dihimpun mediajatim.com, terdapat 35 kasus kekerasan seksual sepanjang 2020 hingga 2022, dengan rincian, sebanyak 8 kasus pada 2020, 12 kasus pada 2021, dan 15 kasus pada 2022.

9_20250605_164323_0008
8_20250605_164323_0007
5_20250605_164641_0004
11_20250605_164323_0010

Ketua Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) Pengurus Cabang PMII Sampang Wasilah menjelaskan, maraknya kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Sampang dalam tiga tahun terakhir sangat miris sekali.

“Hal ini berbanding terbalik dengan predikat yang diperoleh Sampang sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA). Dengan predikat ini seharusnya Sampang bisa memberikan ruang aman, bukan malah semakin tidak aman,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Jumat (1/9/2023).

Perempuan yang akrab disapa Sheila itu menuturkan, seharusnya Pemkab Sampang bisa mengevaluasi peristiwa di lapangan, jangan hanya membanggakan penghargaan yang diraih.

IMG-20250502-WA0029
IMG-20250502-WA0027
IMG-20250502-WA0028
IMG-20250502-WA0031
IMG-20250502-WA0030
IMG-20250604-WA0240
4_20250605_164641_0003
6_20250605_164641_0005
1_20250605_164641_0000

“Menurut saya, ada lima penyebab meningkatnya kasus kekerasan seksual, dari kurangnya pengawasan orang tua, kurangnya pendidikan seksual, pergaulan bebas, ketimpangan teknologi, terutama pesatnya teknologi,” katanya.

Baca Juga:  Jambret di Muncar Nyaris Diamuk Massa

Sheila juga menyebutkan, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Sampang harus gesit mengedukasi masyarakat. “Harus jelas programnya, bukan hanya formalitas saja,” ucapnya.

Hingga detik ini, lanjut Sheila, pihaknya mengaku tetap mengawal persoalan perempuan dan anak, serta gencar melakukan edukasi pada masyarakat.

“Melihat maraknya kekerasan seksual di Sampang, saya harap Dinsos P3A Sampang bisa membentuk Satuan Tugas (Satgas) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) agar bisa meningkatkan keamanan dan edukasi bagi masyarakat,” ujarnya.

Sementara, mediajatim.com berupaya menghubungi Plt Kepala Dinsos P3A Sampang Mohammad Fadeli via WhatsApp namun hingga berita ini dinaikkan tetap tidak ada tanggapan.(rif/faj)