Sumenep, mediajatim.com — Suwardi Endraswara yang tersandung kasus plagiarisme mengakui perbuatannya. Profesor di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu meyampaikan permohonan maaf kepada salah seorang kiai di Ponpes Annuqayah Guluk-Guluk, Sumenep, M. Mushthafa, karena telah mengutip tulisannya tanpa mencantumkan sumber.
“Saya meminta maaf yang setulus-tulusnya atas kesalahan saya yang mengutip bagian dari tulisan berjudul ‘Dekonstruksi Komunitas Sastra Madura Melalui Konsep-Konsep Postmodernisme’ karya Bapak M. Mushthafa pada blognya rindupulang.id, tanpa mencantumkan sumber,” tulis Suwardi dalam surat yang ditujukan ke M. Mushthafa, Senin (18/9/2023).
Artikel yang ditulis Mushthafa itu, kata Suwardi, memang sangat inspiratif dan visioner, karena memuat wawasan postmodernisme sastra. “Makanya saya nukil ke dalam buku berjudul Metodologi Penelitian Posmodernisme Sastra; Penafsiran, Pengejaran, dan Permainan Makna, yang diterbitkan di CAPS, Yogyakarta, 2016 lalu,” bebernya.
Surawardi mengaku sadar bahwa buku karangannya tersebut plagiat, karena postingan Farisi Al di Twitter yang diunggah pada 17 hingga 19 Agustus 2023. “Tindakan plagiat ini saya sesali yang sedalam-dalamnya sebagai suatu kekhilafan,” sesalnya.
Profesor Antropologi Sastra UNY ini mengakui bahwa tindakan plagiatnya itu juga merupakan sikap yang tidak terpuji.
“Sehingga saya minta maaf kepada Bapak M. Mushthafa selaku penulis artikel, dan Mas Farisi Al, atas kupasan, saran, dan kritik yang membangun pada bagian buku saya yang termuat pada halaman 13 sampai 14, juga kepada segenap pimpinan UNY tempat penulis mengabdikan diri sebagai pengajar dan belajar menulis buku,” ujarnya.
Dalam surat yang ditujukan kepada M. Mushthafa, Surawardi juga memohon maaf kepada segenap dewan pakar dan anggota Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI), serta pimpinan penerbit CAPS Yogyakarta, pembaca buku, mahasiswa, dan berbagai pihak lainnya.
Surawardi mengaku menyesal dan akan berupaya keras untuk memperbaiki buku karangannya itu pada edisi selanjutnya. “Kekhilafan ini akan menjadi refleksi diri untuk belajar menulis dalam koridor yang benar,” pungkasnya.(*/faj)