Display 17 Agustus _20240829_131215_0000

Tiga Titik Sungai di Sumenep Meluap, Pengamat: Akibat Alih Fungsi Lahan Makin Masif!

Media Jatim
Sungai
(Dok. Media Jatim) Beberapa petugas BPBD Sumenep tengah berpatroli di sekitar lokasi luapan sungai di Desa Babbalan, Kecamatan Batuan, Kamis (14/3/2024).

Sumenep, mediajatim.com — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep mencatat ada tiga sungai yang sempat meluap sejak Kamis (14/3/2024) dini hari.

Banner Iklan Media Jatim

Tiga sungai tersebut terletak di Desa Sendir, Kecamatan Lenteng, Desa Babbalan, Kecamatan Batuan, dan di Jembatan Saronggi.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Sumenep Edy Suprayitno menerangkan, tiga sungai tersebut saat ini sudah mulai surut.

“Rata-rata luapan sungai tidak sampai ke lutut orang dewasa dan tidak sampai masuk ke rumah warga,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Kamis (14/3/2024).

Untuk di Sungai Sendir, kata Edy, hanya meluap ke sawah-sawah sekitar saja, tidak sampai ke pemukiman warga.

“Alhamdulillah, untuk saat ini semua titik luapan sudah menyusut, dan 24 jam kami pantau semua lokasi sungai,” ujarnya.

Baca Juga:  Sopir Kurang Konsentrasi, Mobil di Bangkalan Tabrak Pengendara Motor hingga Tewas

Pengamat Lingkungan Iskandar Dzulkarnain menjelaskan, luapan sungai yang menyebabkan genangan air itu disebabkan alih fungsi lahan yang sembarangan.

IMG-20240908-WA0006
IMG-20240908-WA0007
IMG-20240907-WA0007

“Lahan hijau di Madura, khususnya Sumenep itu tambah hari semakin menyusut, sebab penebangan pohon dan pemanfaatan lahan sembarangan,” ungkapnya kepada mediajatim.com, Kamis (14/3/2024).

Ketua Pusat Penelitian dan Inovasi Sosial Budaya Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UTM Bangkalan itu juga menyebut irigasi pembuangan air di perkotaan juga tidak jelas.

Baca Juga:  Aktivis Lingkungan Desak Polres Pamekasan Usut Tuntas Pelaku Pencemaran Sungai Klampar

“Segala bangunan nampak megah, namun tidak dipikirkan jalur airnya diarahkan ke mana, sehingga terjadi luapan,” ujarnya.

Kemungkinan besar, ujar Iskandar, banjir akan menimpa masyarakat Sumenep jika sistem pemanfaatan lahan tetap semrawut.

“Pemkab jangan hanya memberikan izin industri saja, namun pastikan setiap pemanfaatan lahan harus berpedoman kepada kemaslahatan bersama, bukan hanya soal bisnis,” jelasnya.

Doktor lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu juga menuturkan, semua pihak, baik dari pemerintah, akademisi hingga masyarakat wajib berpartisipasi untuk mengantisipasi bencana-bencana lingkungan ke depan.

“Jangan buang sampah sembarangan, apalagi plastik, lalu manfaatkan lahan sesuai fungsinya serta tetap pertahankan lahan hijau,” pungkasnya.(rif/faj)