Pamekasan, mediajatim.com – RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo (Smart) Pamekasan memperingati Hari Epilepsi Sedunia yang jatuh pada 26 Maret 2024.
Hari epilepsi ini diperingati dengan memberikan edukasi bagaimana cara menangani serangan kejang pada Orang Dengan Epilepsi (ODE). Edukasi ini disampaikan spesialis saraf atau neurologist dr. Fairus, Selasa (26/3/2024).
dr. Fairus menyampaikan, ada beberapa gejala yang timbul pada penderita epilepsi saat penyakitnya kambuh.
“Epilepsi adalah penyakit otak di mana aliran atau tegangan listrik di otak terlalu berlebihan atau meningkat. Beberapa gejala yang ditimbulkan yaitu kejang kelojotan, mulut berbusa, mata melirik ke atas, tangan menghentak, mengompol, atau bengong secara mendadak,” paparnya.
Saat menemui ODE yang sedang kejang, lanjut dr. Fairus, dianjurkan untuk tidak panik. Dia menyebutkan beberapa upaya untuk pertolongan.
“Pertama tetap tenang, kedua hindari kerumunan atau menjauhi pasien, ketiga tempatkan pasien pada posisi yang aman, berikan bantal yang empuk kalau ada. Kemudian longgarkan pakaiannya, ikat pinggangnya, jangan dikekang atau dipegangi,” katanya.
Kata dr. Fairus, dilarang memasukkan apa pun ke dalam mulut pasien seperti memasukkan sendok atau air.
“Kemudian miringkan pasien agar tidak tersedak dari buih ludah yang keluar dari pasien yang sedang kejang,” tuturnya.
Kemudian dr. fairus menyarankan untuk segera membawa ODE yang sedang kambuh ke Unit Gawat Darurat (UGD) atau rumah sakit terdekat pada saat terjadi kejang cukup lama atau hampir lima menit hingga lebih.
Masih menurut dr. Fairus, ada beberapa hal yang memicu serangan kejang pada ODE, salah satunya paparan cahaya yang terus-menerus.
“Pertama kurang tidur, kedua kecapaian, baik fisik maupun pikiran, misal karena berolahraga. Atau pada siswa yang banyak tugas atau banyak ujian, itu juga bisa menjadi stres pikiran yang mencetus kejang. Ketiga, adanya cahaya matahari, cahaya hand phone, dan cahaya yang terus-menerus saat main game,” jelasnya.
Kemudian, imbuh dr. Fairus, bisa karena menstruasi atau faktor hormonal, lalu terlambat minum obat epilepsi atau minum obat yang tidak teratur.
“Terakhir adalah lapar, itu juga bisa mencetus serangan kejang atau epilepsi pada pasien. Tidak usah takut, tidak usah panik, dan ingat epilepsi bukan penyakit menular, jadi mitos-mitos yang mengatakan epilepsi penyakit menular itu tidak benar,” pungkasnya.(fit/ky)