Layanan UHC Dinilai Tak Layak, Aktivis Minta Dinkes Bangkalan Ganti Kepala Puskesmas Blega

Media Jatim
UHC
(Dok. Media Jatim) Para Kepala Puskesmas se-Bangkalan saat menerima audiensi Pemuda Poros Jatim di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, Kamis (18/4/2024).

Bangkalan, mediajatim.com — Sejumlah aktivis yang mengatasnamakan Pemuda Poros Jatim melakukan audiensi terkait pelayanan Universal Health Coverage (UHC) ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan, Kamis (18/4/2024).

Ketua Pemuda Poros Jatim Mahmudi Ibnu Khotib mengatakan, kedatangannya ke Dinkes Bangkalan untuk meminta klarifikasi pelayanan UHC di Puskesmas Blega yang selama ini banyak dikeluhkan masyarakat karena tidak layak.

Lantaran kecewa, Mahmudi juga meminta Dinkes Bangkalan mengganti Kepala Puskesmas Blega. “Banyak masyarakat yang mengeluh terhadap Puskesmas Blega yang membeda-bedakan pasien umum dan pasien UHC,” ungkapnya, Kamis (18/4/2024).

Padahal, kata Mahmudi, UHC harusnya mengakomodir semua kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat, tidak boleh membeda-bedakan.

Baca Juga:  Cerita Mahasiswa NYU Asal Sumenep Saat Puasa di New York: Beli Satu Tahu Goreng Harganya Rp50 Ribu

“Kejadian di Puskesmas Blega itu sangat mengecewakan. Karena hanya menerima 10 pasien UHC. Kami minta Dinkes mengevaluasi Puskesmas yang masih begitu,” tuturnya.

Mahmudi menegaskan, semua masyarakat Bangkalan harusnya mendapatkan jatah UHC, artinya tidak boleh dibatasi.

“Kalau pasien UHC tetap dibatasi seperti di Puskesmas Blega, kami akan datangi BPJS Kesehatan untuk meminta pertanggungjawaban,” terangnya.

Kepala Dinkes Bangkalan Siti Nur Khotibah mengaku menerima segala masukan dan evaluasi yang disampaikan oleh Pemuda Poros Jatim saat audiensi.

“Kami menyampaikan permohonan maaf, Dinkes akan segera meninjau pelayanan di 22 Puskesmas di Bangkalan,” ungkapnya, Kamis (18/4/2024).

Baca Juga:  CV asal Sulsel Menangkan Tender Gedung Perpusda Pamekasan Rp3,5 Miliar

Apa yang terjadi di Puskesmas Blega, kata Nur, akan menjadi bahan evaluasi Dinkes terhadap pelayanan UHC di semua Puskesmas di Bangkalan. Karena memang tidak boleh membeda-bedakan pelayanan kepada pasien UHC dan umum.

“Kami akan lebih sering melalukan pemantauan langsung ke Puskesmas. Jangan sampai kejadian yang sama terulang lagi,” tuturnya.

Saat audiensi, Kepala Puskesmas Blega Siti Safitri juga hadir. Namun saat hendak diwawancarai mediajatim.com, pihaknya menolak. “Silakan langsung ke Ibu Kepala Dinkes saja,” singkatnya.(hel/faj)