web media jatim

Budayawan Soroti 104 Event Pemkab Sumenep: Tak Menarik, Wajar Minus Apresiasi!

Media Jatim
Budayawan
(Dok. Facebook Syaf Anton) Budayawan Madura Syaf Anton WR.

Sumenep, mediajatim.com — 104 event Pemkab Sumenep yang disiapkan oleh Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) setempat selama 2024 ini menuai beberapa tanggapan, utamanya dari kalangan budayawan.

Salah satunya, tanggapan itu muncul dari Budayawan Madura R Syaiful Anwar alias Syaf Anton WR.

Syaf Anton mengatakan, kegiatan dalam Calender of Event 2024 Pemkab Sumenep harusnya mengarah pada pemberdayaan kebudayaan.

“Dalam pemberdayaan kebudayaan itu, seharusnya menonjolkan kualitas daripada kuantitas,” ucapnya, Senin (5/8/2024).

Kata Syaf Anton, Sumenep tidak kekurangan seniman dan budayawan. Namun, sedikit sekali dari mereka yang dilibatkan dalam event Pemkab Sumenep.

“Lihat hasilnya, event itu sekadar program kegiatan. Tidak ada konsep pengembangannya. Itu karena sedikit atau bahkan tidak ada seniman yang dilibatkan,” ujarnya.

Baca Juga:  Kejari Pamekasan Periksa 10 Saksi Dua Proyek Fiktif Pelengsengan Rp356 Juta di Cenlecen Pakong

Menurut Syaf Anton, kesenian, tradisi dan budaya bukan sekadar menampilkan suatu pertunjukan di depan publik dan dikunjungi banyak orang.

4_20250516_115309_0003
1_20250516_115308_0000
2_20250516_115309_0001
5_20250516_115309_0004
3_20250516_115309_0002
6_20250516_115309_0005
7_20250516_115309_0006

“Akan tetapi, bagaimana masyarakat mengapresiasi kegiatannya. Kegiatan itu, kalau sudah diapresiasi oleh masyarakat berarti kan berhasil mengundang daya tarik. Selama ini kan tidak diapresiasi oleh masyarakat,” imbuhnya

Minusnya apresiasi publik, ujar Syaf Anton, karena event Pemkab Sumenep selama ini cenderung biasa-biasa saja dan tidak menarik.

Baca Juga:  Ahmad Muttaqin Resmi Nakhodai Kantor Imigrasi Pamekasan

“Coba tanyakan ke seniman atau masyarakat yang paham menikmati pertunjukan, pasti mereka bilang tidak menarik. Ya, karena tujuan dari event itu pasar, bukan kesenian, tradisi dan budaya,” tuturnya.

Lebih lanjut Syaf Anton menilai, selama ini Disbudporapar hanya menjadikan UMKM sebagai alasan untuk menggelar event-event tersebut.

“Kalau tujuannya untuk pengembangan UMKM dan ekonomi masyarakat, mana buktinya? Sekarang, yang terbukti itu masyarakat Sumenep masih miskin,” tuturnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 18 Juli 2024, Sumenep menjadi kabupaten termiskin nomor urut tiga di Pulau Jawa.(man/faj)