InShot_20250612_093447937

Cerita Warga Sumenep Sulap Barang Bekas Jadi Cuan, 1 Produk Bisa Terjual Rp200 Ribu! 

Media Jatim
Barang
(Ikhwan Fajarisman/Media Jatim) Mat Izam (mengikat lemari es bekas) dan dua temannya menurunkan barang bekasnya dari truk di tokonya, Jalan Sumenep-Pamekasan, Desa Saronggi, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Selasa (10/9/2024).

Sumenep, mediajatim.com — Desember 2023 menjadi bulan yang tidak akan terlupakan bagi Mat Izam (39). Pasalnya, di perputaran kalender itu, ia memulai merintis usahanya. Sebuah usaha yang kelak menjadi tempat ia dan istrinya mengais rezeki.

InShot_20250611_121708493
InShot_20250611_121725186
InShot_20250611_121808313
InShot_20250611_121920141
InShot_20250611_121834221

Usaha yang dibangun Izam ini memang tidak besar, tetapi berhasil menjadi mesin ekonomi untuk menghidupi keluarganya hingga saat ini.

InShot_20250611_121151641

Pekerjaan yang ditekuni Izam cukup unik. Warga Desa Kebundadap Timur, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep itu mendaur ulang barang bekas, seperti kipas angin, drum air, tempat sampah ban, botol bensin, jeriken, LPG, keranjang dan tandon air.

Baca Juga:  FAS Desak Aparat Usut Tuntas Kasus KDRT yang Dilakukan Oknum DPRD Jatim

Semua barang bekas tersebut disulap oleh Izam menjadi seperti baru lagi, bahkan lebih bagus, sehingga bernilai ekonomis tinggi saat dijual kembali.

“Saya membuka usaha ini dengan modal utama hobi dan cinta barang bekas,” ujar Izam kepada mediajatim.com, Selasa (10/9/2024).

Kata Izam, barang bekas yang biasa didaur ulang berasal dari berbagai daerah, mulai dari Surabaya, Bali hingga Mojokerto.

“Barang bekas itu saya daur ulang, perbaiki dan dipercantik agar menarik perhatian banyak orang,” jelasnya.

Dari kreativitasnya tersebut, Izam bisa menjual kembali barang bekasnya itu di harga Rp2 ribu hingga Rp200 ribu.

Baca Juga:  Ikut Resmikan Samsat Unggulan Payment Point Lenteng, Jasa Raharja Pamekasan: Permudah Warga Bayar Pajak!

Meski penghasilannya kadang naik turun, bagi Izam, itu hal yang biasa. “Namanya juga usaha, kadang naik, kadang turun. Bagi saya ini bukan sekadar usaha, tapi hobi dan saya nyaman dengan pekerjaan ini,” terangnya.

Berkat media sosial, terang Izam, barang yang ia daur ulang itu berhasil dipasarkan hingga ke DKI Jakarta.

“Para pemilik toko kelontong di Jakarta membawa botol bensin dari toko saya ini,” pungkasnya.(man/faj)