Sumenep, mediajatim.com — DPRD Sumenep menyoroti proyek pembangunan gedung KIHT di Kecamatan Guluk-Guluk yang belum beroperasi hingga saat ini, Sabtu (19/10/2024).
Diketahui, pembangunan gedung tersebut telah berlangsung selama empat tahun dan menghabiskan dana DBHCHT sebesar Rp17,3 miliar.
Anggota DPRD Sumenep Akhmadi Yazid meminta ke dinas terkait agar pembangunan gedung KIHT tidak menjadi rumah hantu.
“Banyak cerita kita di Sumenep, bangunan mangkrak yang berasal dari proyek pusat,” ucapnya, Sabtu (19/10/2024).
Contoh proyek mangkrak tersebut, ujar Yazid, pembangunan silo beras di Kecamatan Ganding dan silo jagung di Kecamatan Batuan.
“Kedua proyek itu bernilai miliaran. Akhirnya mangkrak dan menjadi tempat hantu,” imbuhnya.
Kata Yazid, diperlukan good will dari Diskop UKM Perindag Sumenep untuk segera menyelesaikan dan me-launching gedung tersebut.
“Jangan selalu berasalan fasilitas, agar gedung KIHT tidak bernasib seperti dua gudang tersebut,” jelasnya.
Menurut Yazid, perlu ada terobosan baru dari dinas terkait untuk mengaktivasi gedung KIHT di Kecamatan Guluk-Guluk itu.
Pihaknya juga meminta, apabila gedung KIHT tersebut nanti telah aktif, para stakeholder terkait harus saling bekerja sama agar gedung tersebut benar-benar bermanfaat.
“Misalnya, menggelar diskusi tentang tata niaga tembakau, masa depan rokok lokal, dan lainnya. Intinya fungsikan dahulu sambil berjalan,” pungkasnya.(man/faj)