IMG-20250220-WA0057

193 Sapi di Bangkalan Terpapar PMK, Disnak Sebut Banyak Kasus yang Tak Dilaporkan

Media Jatim
PMK
(Dok. Media Jatim) Petugas penyuluh kesehatan hewan saat memberikan penanganan pada sapi yang terpapar PMK di Kecamatan Labang, Bangkalan pada 21 Januari 2025.

Bangkalan, mediajatim.com — 193 sapi di Bangkalan terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sejak awal Januari 2025.

Puluhan sapi yang belakangan ini mati di Bangkalan juga terindikasi akibat wabah PMK ini.

Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Bangkalan Iskandar Ahadiyat mengatakan, kasus PMK di Jawa Timur sudah diumumkan statusnya sejak Januari 2025.

Madura, ucap Iskandar, menjadi daerah terakhir yang statusnya menjadi merah.

“PMK ini sebelumnya memang sempat zero kasus atau sudah tidak ada, baru bulan ini kasusnya tiba-tiba banyak lagi,” ungkapnya, Kamis (30/1/2025).

Berdasarkan data yang dihimpun petugas di lapangan, terang Iskandar, 193 sapi di Bangkalan positif terpapar PMK. Bahkan juga ada laporan 37 sapi baru-baru ini mati.

Baca Juga:  Selama 3 Bulan, Satpol PP Pamekasan Ringkus 4 PSK

“Kami kadang hanya dapat laporan ada sapi mati, atau ada yang sakit lalu disembelih, tetapi belum sempat kami identifikasi apakah itu PMK atau bukan,” tuturnya.

IMG-20250221-WA0027

Sapi yang mati, papar Yayat, tidak bisa langsung dikategorikan terkena PMK. Sebab selain PMK, ada juga Lumpy Skin Desease (LSD) dan penyakit kembung. Dua penyakit ini juga menyebar ke hewan-hewan ternak.

“Sementara ini, sapi yang dilaporkan sakit kami tangani segera. Yang masih sehat akan divaksin, yang sudah terkena PMK kami obati,” ulasnya.

Baca Juga:  UMKM Sektor Perikanan di Sumenep Stagnan, Diskan: Akibat Warga Merantau! 

Yayat menduga, kasus PMK sudah sangat menyebar di Bangkalan. Hanya saja masyarakat sedikit yang melapor ke Pemkab. Sehingga banyak sapi yang tidak bisa diselamatkan.

“Yang terlapor ke kami itu masih sedikit, banyak kasus yang tidak dilaporkan,” terangnya.

Sementara itu, peternak sapi asal Kecamatan Labang, Bangkalan, Sukarman mengatakan, banyak masyarakat yang tidak tahu jenis penyakit yang menimpa sapinya.

“Kadang sorenya masih sehat, paginya sudah mati, ada yang begitu, kami juga bingung mau lapor ke siapa,” singkatnya.(hel/faj)