Gresik, mediajatim.com — – PT. Bima, anak perusahaan Pelindo Jasa Maritim, bekerja sama dengan Baitulmaal Muamalat (BMM) menanam 2.500 bibit mangrove di kawasan Banyuurip Mangrove Center (BMC), Desa Banyuurip, Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik, Jumat (25/4/2025).
Kegiatan ini menjadi wujud kolaborasi berbagai pihak dalam menjaga kelestarian alam dan mengatasi tantangan lingkungan.
Mangrove, sebagai salah satu ekosistem pesisir yang penting, memberikan manfaat tidak hanya bagi ekosistem tetapi juga bagi ekonomi masyarakat sekitar.
Direktur Keuangan dan SDM PT. BIMA Arif Widodo menyampaikan bahwa kegiatan penanaman mangrove ini bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan dan sejalan dengan aspirasi pemegang saham dan target Key Performance Indicator (KPI).
“Mangrove sangat penting bagi kita. Setiap tahun, kami memiliki program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Dan karena mangrove memberikan banyak manfaat untuk kelestarian lingkungan dan ekonomi, kami mempertimbangkan untuk membuat program-program berkelanjutan lainnya,” kata Arif.
Kegiatan ini dinas terkait, pemerintah desa, dan kelompok masyarakat lokal.
Kepala Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah Bojonegoro Widodo Joko Santoso menyampaikan bahwa ekosistem tanaman mangrove sangat potensial dan keberadaannya memberikan dampak yang sangat singnifikan bagi lingkungan sekitar.
“Keberadaan mangrove mengurangi terjadinya abrasi dari laut, menyediakan tempat bagi biota laut seperti kerang hijau dan kepiting, serta sebagai tempat singgah bagi burung migrasi dari Australia,” katanya.
Kata Widodo, pihaknya juga tengah berupaya untuk menjadikan kawasan ini sebagai tempat yang terdaftar secara Internasional.
“Mangrove memiliki peran yang sangat penting untuk mengatasi perubahan iklim, karena kemampuannya menyerap karbon hingga lima kali lebih besar dibandingkan tanaman lainnya,” sambung Joko.
Senada dengan itu, Kepala Desa Banyuurip Ihsanul Haris mengatakan bahwa Banyu Urip sudah terkenal dengan komitmennya dalam pemeliharaan lingkungan.
“Sejak awal 2014 hingga sekarang, penanaman mangrove di Banyuurip sudah terkenal karena komitmen kami terhadap lingkungan. Kami juga mengembangkan budidaya kerang hijau dan ketahanan pangan berbasis ekosistem mangrove,” bebernya.
Agenda dilanjutkan dengan sosialisasi teknis penanaman mangrove dan sejarah Banyu Urip Mangrove Center (BMC) sebagai upaya pemulihan kawasan pesisir yang rusak.(**/ky)