Makanan Instan Bisa Picu Kanker Usus, Ini Penjelasan Dokter Bedah RSUD Smart Pamekasan

Media Jatim
Kanker
(Fitria M/Media Jatim) Dokter Spesialis Bedah RSUD Smart Pamekasan dr. Moh. Akram saat ditemui di Poli Bedah Sentral sebelum melakukan tindakan operasi pasien, Kamis (15/5/2025).

Pamekasan, mediajatim.com — RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo (Smart) Pamekasan mengadakan Pekan Kampanye Nasional tentang Pencegahan Kanker Usus Besar (Kolon) pada Kamis (15/5/2025).

InShot_20250611_121708493
InShot_20250611_121725186
InShot_20250611_121808313
InShot_20250611_121920141
InShot_20250611_121834221

Kegiatan ini Berlangsung di Ruang Tunggu Poliklinik Rawat Jalan, Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Smart dengan menggandeng Dokter Spesialis Bedah dr. Moh. Akram sebagai pemateri.

InShot_20250611_121151641

dr. Akram menyampaikan bahwa kanker usus besar seringkali tidak terdeteksi dan tidak menimbulkan gejala pada stadium awal karena ukuran tumornya yang kecil.

“Biasanya pasien datang dalam kondisi sudah terlambat. Karena gejala akan timbul saat stadium sudah lanjut, misalkan kebiasaan BAB yang tidak normal dan adanya darah disertai lendir,” tuturnya, Kamis (15/5/2025).

Baca Juga:  Term Papers For Sale

Gejala-gejala tersebut terjadi, lanjut dr. Akram, karena tumor atau kankernya sudah berkembang dan menyumbat usus besar sehingga menghalangi jalannya kotoran untuk keluar.

“Jadi penyuluhan ini penting, mengingat penyakit kanker usus semakin banyak ditemukan dan penderitanya sudah bergeser pada usia muda,” jelasnya.

Menurut dr. Akram, meningkatnya penderita jenis kanker ini karena gaya hidup dan pola makan masyarakat yang tidak dikontrol.

“Maraknya makanan instan, kurang konsumsi serat seperti sayur dan buah, kurang minum, malas olahraga serta merokok bisa jadi pemicunya,” ujarnya.

Untuk mendeteksi penyakit ini, terang dr. Akram, bisa melalui pemeriksaan sederhana di Puskesmas atau rumah sakit dengan biaya yang murah.

Baca Juga:  Sejarah Baru, PDNU Jember Terbentuk

“Bisa dengan pemeriksaan darah samar pada feses. Screening ini penting dan sesegera mungkin dilakukan, terutama bagi yang memiliki faktor risiko. Misalnya ada riwayat kanker kolon pada keluarga seperti orang tua atau kakek dan neneknya,” bebernya.

Sementara untuk pengobatannya, lanjut dr. Akram, harus dengan tindakan operasi atau bahkan kemoterapi, jadi bergantung pada stadiumnya.

“Untuk stadium awal, bisa hanya operasi saja. Namun jika stadium lanjut biasanya ditambah dengan kemoterapi agar calon sel kankernya juga bisa diatasi,” tuturnya.

dr. Akram mengimbau agar masyarakat menjaga pola hidup sejak usia muda. Karena kanker usus terjadi akibat manifestasi kebiasaan buruk yang terakumulasi.

“Segera lakukan screening ketika timbul gejala, terutama bagi yang memiliki faktor risiko,” tutupnya.(fit/faj)